EmitenNews.com - PT Ashmore Asset Management Indonesia (AMOR) per 31 Desember 2023 mencatat dana kelolaan alias asset under management (AuM) Rp33,3 triliun alias USD2,2 miliar. Hasil sepanjang 6 bulan pertama itu, meningkat 5 persen secara tahunan alias year on year (Yoy).

Meski begitu, rata-rata AuM selama enam bulan turun 2 persen y/y, dan rata-rata fee margin naik 1 persen. So, mengakibatkan koreksi 1 persen y/y pada pendapatan bersih, dan kenaikan 2 persen y/y pada laba inti. Pada kuartal II-2023, AuM meningkat 4 persen menjadi Rp33,3 triliun alias USD2,2 miliar dari akhir 30 September Rp32,1 triliun setara USD2,1 miliar.

Peningkatan itu, mayoritas didorong arus masuk bersih Rp1,5 triliun alias USD99 juta, terutama pada tema ekuitas, dan kinerja investasi negatif Rp0.2 miliar atau USD13 juta. Perseroan meluncurkan lima produk baru, tiga di antaranya berbentuk kontrak pengelolaan dana (KPD).

Nah, dari peluncuran tersebut, perusahaan memperoleh arus masuk bersih Rp1,6 triliun atau USD104 juta. Sepanjang enam bulan pertama 2023 itu, AuM mengalami kenaikan 2 persen. Rata-rata AuM turun 2 persen y/y karena arus masuk baru terjadi pada akhir periode. Namun, seiring perubahan komposisi produk mengakibatkan kenaikan fee-margin, Ashmore membukukan penurunan pendapatan bersih 1 persen y/y menjadi Rp106 miliar. 

Nasabah institusi terus mewakili proporsi AuM lebih tinggi, meningkat menjadi 68 persen dari AuM per 30 Juni 2023 di level 64 persen dari AuM, dan sejalan strategi bisnis untuk mendiversifikasi basis klien. Disiplin biaya terus menjadi fokus menghasilkan penurunan biaya operasional 2 persen y/y. 

Di sisi lain, EBITDA mengalami koreksi 3 persen y/y menjadi Rp54 miliar, dan menghasilkan margin EBITDA 50 persen konsisten dengan periode tahun sebelumnya. Laba bersih melejit 12 persen y/y karena keuntungan dari pelepasan sebagian investasi Ashmore di BID, seperti yang diumumkan pada 27 September 2023. Laba inti naik 1 persen y/y menjadi Rp46 miliar.

Per 31 Desember 2023, Ashmores mempertahankan posisi kas Rp170 miliar. Itu diluar investasi di dana seed sebesar Rp106 miliar. Dewan Komisaris perseroan telah menyetujui pembayaran dividen interim Rp18,5 per saham untuk medio 2023 senilai Rp16 per saham akan dilaksanakan pada 23 Februari 2024 atau 1,2x EPS interim Rp23 terhadap dividen.

Ronaldus Gandahusada, Presiden Direktur Ashmore Asset Management Indonesia menyebut meski terjadi gejolak pasar baru-baru ini karena ketegangan geopolitik, dan perubahan kebijakan moneter, Ashmore Indonesia tetap dapat menghasilkan pertumbuhan AuM, terus melakukan diversifikasi rangkaian produk, dan jenis nasabah, mempertahankan kendali positif atas biaya operasional, dan menghasilkan peningkatan laba bersih.

”Prospek jangka pendek Indonesia masih akan dipengaruhi pemilu mendatang, dan ketidakpastian saat ini juga mempengaruhi pasar modal. Namun, dalam jangka panjang, Ashmore tetap optimistis mengenai potensi pertumbuhan industri manajemen aset di Indonesia, berkomitmen memberi nilai tambah bagi investor, dan pemegang saham,” tegasnya. (*)