EmitenNews.com -PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) melanjutkan operasional kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) di Palembang, Sumatera Selatan sampai 31 Desember 2027 dan berhak memperoleh Gas sebanyak 70 MMSCF per hari dengan Total Kontrak Keseluruhan (Total Contract Quantity) sebesar 456,81 BSCF.

 

Hal itu tertuang dalam amandemen Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PT Pertamina EP pada Tanggal 20 September 2023 di gelaran International Convention Indonesia Upstream Oil & Gas 2023 (IOG) di Bali Convention Center, Nusa Dua, Bali, Indonesia.

 

Dengan demikian, ESSA mengoperasikan kilang LPG domestik terbesar milik swasta di Indonesia.

 

Untuk diketahui, ESAA menjalankan usaha pemurnian dan pengolahan gas bumi untuk menghasilkan LPG (campuran Propane dan Butane) dan Kondensat dengan kapasitas 190 TPD (Ton Per Day) LPG dan 500 bpd (barel per hari) Kondensat.

 

Adapun Palembang LPG Plant telah beroperasi sejak Tahun 2007.

 

Secara kinerja keuangan, emiten yang bergerak di bidang energi dan kimia melalui kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik Amoniak, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) harus rela melakoni paruh pertama tahun 2023 dengan pencapaian yang kurang baik.

 

Laba perseroan terjun hingga 95,57 persen menjadi USD4,64 juta, sangat jauh jika dibandingkan dengan laba periode sama tahun 2022 yang tercatat senilai USD105,09 juta.


ESSA melaporkan pendapatan sebesar USD 168,2 juta, turun 52% YoY dan EBITDA sebesar USD 41,7 juta, turun 76% YoY di 1H23. Penurunan pendapatan terutama diakibatkan oleh harga komoditas yang lebih rendah dan penutupan pabrik Amoniak terjadwal selama 3 minggu untuk keperluan pemeliharaan yang dilakukan pada 1Q23.