EmitenNews.com - Dua pemegang saham Cita Mineral Investindo (CITA) mengurangi kepemilikan dengan menjual senilai Rp502,26 miliar. Itu setelah kedua pemegang saham itu, melepas 203.841.540 alias 203,84 juta lembar. Divestasi dilakukan pada harga pelaksanaan Rp2.464 per lembar.


Duo pemegang saham Cita Mineral itu, meliputi PT Harita Jayaraya, dan PT Suryaputra Inti Mulia. Harita Jayaraya bertindak sebagai pengendali, sedang Suryaputra Inti Mulia, pemegang saham biasa.


Sebagai pemegang saham pengendali Cita Mineral, Harita Jayaraya menjual 58,24 juta lembar senilai Rp143,50 miliar. Menyusul tindakan itu, kini saham Harita Jayaraya tersisa 2,40 miliar lembar atau 60,63 persen.


Berkurang 1,47 persen dari sebelumnya 2,45 miliar lembar atau 62,1 persen. ”Tujuan transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan saham secara langsung,” tutur Yusak Lumba Pardede, Corporate Secretary Cita Mineral Investindo, seperti dilansir Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/12).


Sementara itu, Suryaputra Inti Mulia melepas 145.601.100 atau 145,60 juta lembar senilai Rp358,76 miliar. Dengan aksi itu, Suryaputra kini mengempit saham Cita Mineral Investindo 69,04 juta lembar atau 1,74 persen. Tereduksi 3,68 persen dari sebelumnya 214,64 juta lembar atau 5,42 persen. 


Nah, dari sini terungkap siapa pemborong saham milik Suryaputra Inti Mulia di Cita Mineral. Ya, PT Adaro Energy (ADRO) pada Kamis, 16 Desember 2021 lalu, membeli saham Cita Mineral Investindo senilai Rp358,76 miliar. Akuisisi dilakukan Adaro Energy melalui anak usaha yaitu PT Alam Tri Abadi (ATA). Menyusul transaksi itu, Adaro Energy lewat ATA memiliki lebih kurang 3,7 persen saham CITA.


Adaro Energy memilih berinvestasi pada saham CITA karena bisnis Metallurgical Grade Bauxite, dan Smelter Grade Alumina merupakan bisnis menjanjikan untuk jangka panjang. ”Itu seiring perbaikan perekonomian global, dan peningkatan harga komoditas,” tutur Mahardika Putranto, Corporate Secretary Adaro Energy.


Adaro Energy berinvestasi pada instrumen saham sebagai kegiatan investasi keuangan biasa, dan lumrah dilakukan dalam treasury management. Adaro Energy saat ini, memiliki posisi keuangan, dan tingkat likuiditas kuat. Dengan begitu, Adaro Energy memiliki fleksibilitas untuk melakukan investasi keuangan terukur pada instrumen memiliki tingkat profil risiko lebih tinggi. 


Manajemen Adaro Energy berharap investasi keuangan itu, dapat memberi tingkat pengembalian lebih baik dibanding dengan investasi keuangan secara konservatif. ”Transaksi itu, tidak berdampak material yang merugikan kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan,” tegas Mahardika. (*)