Suspensi Dibuka, Saham INET Diproyeksi Melesat ke 1.350
ilustrasi penguatan pasar. Dok/EmitenNews
EmitenNews.com -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi mengumumkan pembukaan kembali suspensi atas perdagangan saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, serta Waran Seri I (INET-W) di Seluruh Pasar. Keputusan ini efektif berlaku mulai sesi I pada tanggal 10 Desember 2025.
Pembukaan suspensi ini beriringan dengan prospek yang sangat positif dari kalangan analis pasar. Samuel Sekuritas Indonesia (IF) dalam riset terbarunya mempertahankan rekomendasi Spec-BUY untuk saham INET dan menaikkan target harga (TP) secara signifikan ke level 1.350 per saham, yang menunjukkan potensi kenaikan sebesar 74,2 persen dari harga terakhir 775.
Kenaikan target harga yang fantastis ini didasarkan pada perbaikan estimasi laba dan kinerja perusahaan yang kuat, terutama pada kuartal ketiga tahun 2025 (3Q25).
Kinerja Keuangan Melaju Kencang: Laba Bersih Melesat 818,9 persen YoY
Kinerja keuangan INET selama sembilan bulan pertama tahun 2025 (9M25) menunjukkan pertumbuhan eksplosif. Dimana kinerja fundamental menggeliat dengan torehan laba melonjak 818,9 persen YoY.
Seperti diketahui, sepanjang sembilan bulan pertama 2025 (9M25), INET membukukan kinerja impresif dengan pertumbuhan pendapatan dan laba yang melampaui ekspektasi. Pendapatan tercatat Rp68,6 miliar atau tumbuh 190,5 persen YoY dan laba bersih Rp19,4 miliar atau melonjak 818,9 persen YoY, setara 86 persen dari estimasi Samuel Sekuritas Indonesia.
Pertumbuhan pendapatan ditopang segmen layanan ISP, yang berkontribusi Rp67 miliar atau naik 188,4 persen YoY. Lonjakan kinerja turut didorong ekspansi pelanggan PT Solusi Sinergi Digital (WIFI) mitra INET yang melonjak dari 220 ribu pelanggan (Desember 2024) menjadi 1,5 juta pelanggan (September 2025).
Berdasarkan riset Samuel Sekuritas, sorotan juga tertuju pada sisi profitabilitas, INET mencatat peningkatan signifikan dengan GPM 3Q25: 66,3 persen (vs 51,6 persen pada 3Q24). Marjin EBITDA 3Q25: 76,4 persen (vs 26,8 persen), dengan EBITDA naik menjadi Rp18 miliar (+728,8 persen YoY).
Menurut Riset itu pula, rencana ekspansi jumbo, akan mendorong INET siapkan pendanaan Rp4,2 Triliun. Untuk memperkuat ekspansi jaringan dan layanan, INET menyiapkan skema pendanaan besar dengan Rights Issue (2025) sekitar Rp3,2 triliun yang masih menunggu persetujuan OJK dan rencana Penerbitan obligasi pada 2026 senilai Rp1 triliun.
Total dana sekitar Rp4,2 triliun tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan kabel bawah laut, proyek Fiber To The Home (FTTH), layanan internet berbasis node, serta akuisisi PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) dan PT Trans Hybrid Communication (THC) guna memperkuat kapasitas kontraktor FTTH dan managed services.
Dukungan ekspansi ini membuat proyeksi laba INET kian agresif dengan proyeksi di tahun 2026 mencapai Rp257 miliar atau tumbuh +849,2 persen YoY dan untuk tahun 2027 diproyeksikan mencapai Rp736 miliar atau tumbuh 185,7 persen YoY.
Samuel Sekuritas Indonesia mematok target harga baru Rp1.350 per saham, mengacu pada valuasi EV/EBITDA 2027F sebesar 25x. Samuel Sekuritas Indonesia menilai INET sebagai salah satu operator ISP dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, seiring meningkatnya kebutuhan internet berkecepatan tinggi untuk bekerja, hiburan, serta kebutuhan rumah tangga.
Adapun risiko yang perlu dicermati meliputi keterlambatan ekspansi, realisasi pertumbuhan pelanggan di bawah ekspektasi, serta pelemahan daya beli.
Untuk tahun 2026, pendapatan INET diperkirakan mencapai Rp942 miliar (+284 persen YoY) dengan marjin EBITDA berada pada kisaran 60–70 persen.
Related News
Baru Mulai Ekspansi, Saham PJHB Meroket 100 Persen
Babak Baru! Tjokro Group Kerek Aset GPSO Jadi Rp5 Triliun
Pengendali Tender Wajib, Investor Justru Serbu Saham SMKM
Kas Jumbo, SGRO Lunasi Obligasi Jatuh Tempo Rp205,2 Miliar
Harga Melejit, KMI Indonesia Angkut 21,55 Juta Saham MRAT
Bursa Telisik Manuver Keponakan Prabowo, Ini Reaksi TRIN





