EmitenNews.com —  PT Pelita Samudera Shipping Tbk. (PSSI) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar USD12-15 juta pada tahun 2022. Hingga kuartal I 2022, dana belanja modal yang sudah terealisasi baru sekitar USD3 juta.


"Realisasi capex baru sekitar USD3 juta hingga kuartal I 2022. Dana tersebut telah dipakai untuk memfasilitasi kapal - kapal perseroan. Sementara total capex tahun ini, kami anggarkan itu USD12-15 juta, namun tidak menutup kemungkinan akan berkembang jika ada Opportunity,"kata Direktur Pelita Samudera Shipping Harry Tjhen.


Harry mengaku, Perseroan berencan menambah armada pada kuartal kedua 2022. Rencana penambahan armada tersebut sudah masuk pertimbangan perseroan karena memanfaatkan kondisi pasar, perseroan terus melakukan pengelolaan portofolio asetnya.


"Kami masih melihat momentum untuk merealisasi pembelian kapal baru. Saat ini masih dalam tahap pembicaraan, kemungkinan sih di kuartal kedua 2022,"ucapnya.


Untuk mendanai capex tahun ini, menurut Harry, seluruhnya berasal dari kas internal. "Kami punya kas internal yang kuat, jadi dana capex perseroan akan bersumber dari itu,"tegasnya.


Sebelumnya Head of Corporate Communication  PSSI Hariman Chalid menyampaikan bahwa selain peremajaan aset, perseroan berencana untuk melakukan diversifikasi produk angkutan. Sebab setiap produk seperti batu bara, nikel, dan komoditas lain memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

 

"Kita butuh kapal yang bisa mengakomodir komoditas lain selain batu bara. Alokasi yang paling besar adalah untuk peremajaan aset baik untuk ekspansi bisnis maupun ekspansi membeli kapal baru," kata dia.

 

Hal ini sejalan dengan strategi perseroan dalam lima tahun ke depan. PSSI sudah menyiapkan strategi usaha di antaranya meningkatkan diversifikasi angkutan produk menyusul menurunnya porsi angkutan produk batu bara yang terjadi dari tahun ke tahun.


"Jadi, peremajaan aset, diversifikasi produk, menjaga aspek keuangan agar tetap sehat merupakan salah satu dari beberapa strategi usaha kita. Targetnya, di 2024 produk angkutan kita 50% batu bara dan 50% lainnya non-batu bara yang kita harapkan bisa dari nikel, biji besi, baja, dan bauksit yang sekarang lagi naik," beber Hariman.