Tarif Resiprokal Trump untuk Indonesia Berpotensi Tekan Rupiah

Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, menilai kebijakan tarif resiprokal 32 persen untuk Indonesia yang diberlakukan pemerintahan Presiden AS Donald Trump berpotensi memberikan sentimen negatif pada Rupiah.
EmitenNews.com - Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, menilai kebijakan tarif resiprokal 32 persen untuk Indonesia yang diberlakukan pemerintahan Presiden AS Donald Trump berpotensi memberikan sentimen negatif pada Rupiah.
Seperti diketahui dalam penutupan perdagangan Senin kemarin, rupiah turun 0,34 persen atau 54 poin menjadi Rp16.239 per dolar AS. Ariston memprediksi pada hari ini, Selasa (8/7/2025) rupiah akan bergerak ke arah pelemahan.
"Surat Trump pada Indonesia bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah. Meski AS memberikan perpanjangan negosiasi tiga minggu," kata Ariston dalam keterangannya, Selasa (8/7/2025).
Hari ini di sosial media Truth Social, Presiden Trump mengunggah suratnya untuk sejumlah negara mengenai kebijakan tarifnya. Salah satu surat itu ditujukan ke Presiden RI yang memberitahukan Indonesia akan dikenakan tarif 32 persen.(*)
Trump menunggu jawaban dari Indonesia hingga batas waktu pemberlakuan tarif 1 Agustus 2025. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif lebih tinggi jika Indonesia mengenakan tarif balasan.
Melihat perkembangan tersebut, Ariston memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini berpotensi melemah ke arah Rp16.300. Sedangkan posisi 'support' nilai tukar rupiah di kisaran Rp16.200 per dolar AS.
Related News

Sucor Sekuritas Raih Penghargaan Literasi Keuangan Teraktif 2025

Menkeu Sepakat dengan DPR Agar Belanja Makin Berkualitas dan Produktif

Rupiah Menguat 1,29 Persen Terhadap Dolar AS Hingga 19 Agustus

Pemerintah Rilis Skema Kredit Alsintan dan Industri Padat Karya

Anggaran Pendidikan 2026 Rp757,8 Triliun, Rp223 Triliun untuk MBG

Kredit Perbankan Mengalami Kontraksi pada Juli 2025