EmitenNews.com - Adhi Karya (ADHI) menyisakan dana right issue Rp1,98 triliun. Dana segar itu dibiakkan di Bank Negara Indonesia (BBNI). Yaitu, dikembangkan pada instrumen giro dengan durasi penyimpan sepanjang satu tahun. 


Dana sejumlah Rp1,32 triliun ditaruh dengan special rate 5,5 persen per tahun. Dan, senilai Rp684,77 miliar dibanderol tingkat bunga atau bagi hasil 3,75 persen per tahun. Artinya, dana right issue belum terserap sekitar 67 persen.


Lalu, sisa 33 persen alias Rp667,88 miliar dari dana right issue sudah mengaliri sejumlah proyek. Yaitu, sejumlah Rp663,55 miliar atau 25,03 persen sebagai setoran modal kepada PT Jogjasolo Marga Makmur untuk membiayai pembangunan proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo.


Awalnya, proyek Tal Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo dialokasikan senilai Rp1,75 trzliuan alias sekitar 66,04 persen. Namun, pada faktanya, hanya terserap tidak lebih dari separuhnya alias hanya sekitar 25 persen. Selanjutnya, senilai Rp4,32 miliar setara 0,16 persen sebagai setoran modal kepada Jasamarga Jogja Bawen untuk membiayai pembangunan proyek tol Yogyakarta-Bawen.


Berdasar rencana, tol Yogyakarta-Bawen awalnya dialokasikan anggaran sejumlah Rp535 miliar setara 20,18 persen. Namun, hanya mampu menyerap Rp4,32 miliar alias 0,16 persen. Dan, anggaran belum terserap untuk pembangunan SPAM Karian-Serpong sejumlah Rp253,99 miliar setara 9,58 persen, sebagai setoran modal PT Karian Water Services. Lalu, setoran modal untuk investasi bidang pengolahan limbah dan Jalan Tol Rp111,49 miliar setara 4,21 persen masih nihil penyerapan. 


Sekadar informasi, pada 14 Oktober 2022, Adhi Karya mengantongi dana right issue kotor Rp2,66 triliun. Setelah dikurangi penawaran umum sejumlah Rp14,21 miliar, terkumpul dana hasil right issue bersih senilai Rp2,65 triliun. (*)