EmitenNews.com - Agung Podomoro Land (APLN) tengah fokus menurunkan leverage. Tahun lalu, perseroan sukses menurunkan leverage dengan melunasi pinjaman Guthrie Venture Pte Ltd SGD172,8 juta. Efeknya, liabilitas akhir 2022 tersisa Rp16,15 triliun dari edisi sama 2021 sejumlah Rp19,07 triliun. 


Perbaikan leverage itu, termasuk untuk mengerek peringkat obligasi senior USD300 juta terbitan APL Realty Holdings Pte Ltd pada 2 Juni 2017. Moody’s melabeli rating Caa2, salah satu pertimbangan karena perseroan memiliki leverage tinggi. Oleh karena itu, perseroan sudah memiliki rencana bisnis, dan berkeyakinan dapat merealisasikan rencana tersebut.


”Namn, rencana bisnis itu belum dapat kami disclosed atau diinformasikan ke publik, antara lain karena perjanjian larangan pengungkapan informasi rahasia dengan para pihak terkait,” tulis Cesar M Dela Cruz, Direktur Agung Podomoro Land. 


Di sisi penjualan produk, perseroan terus mengoptimalkan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap properti. Melalui inovasi produk yang diminati konsumen, dan didukung infrastruktur baik, perseroan mengupayakan beragam inisiatif pemasaran. Itu penting agar produk perseroan menjadi referensi, dan pilihan konsumen. Selain itu, perseroan juga menggenjot sektor pendapatan berulang dari hotel, dan pusat perbelanjaan. 


Di samping itu, dari sisi biaya, manajemen akan selalu disiplin, dan terukur dalam mengeksekusi setiap strategi yang sudah direncanakan dengan tetap mengedepankan efisiensi dalam berbagai lini bisnis. ”Obligasi senior USD akan jatuh tempo pada 2 Juni 2024,” imbuhnya. 


Per 31 Maret 2023, laba komprehensif melejit 228 persen menjadi Rp134,7 miliar dari periode sama 2022 sebesar Rp41,1 miliar. Itu didukung bisnis sektor perhotelan, pusat belanja, dan penjualan proyek properti mulai pulih. Selain itu, koreksi beban bunga, dan biaya keuangan menyusul penurunan jumlah utang juga menjadi faktor penentu.


Tidak dipungkiri penjualan dan pendapatan usaha per 31 Maret 2023 turun 8,58 persen menjadi Rp1,15 triliun dari episode sama 2022 senilai Rp1,26 triliun. Pengakuan penjualan pada 31 Maret 2023 sejumlah Rp813,27 miliar, susut dari edisi sama 2022 senilai Rp960,02 miliar. Sebaliknya, dari bisnis perhotelan dan pusat belanja, pendapatan berulang naik menjadi Rp337,80 miliar dari edisi sama 2022 sejumlah Rp299,09 miliar. 


”Jadi, kami berpandangan periode awal tahun selalu dinamis, dan penuh tantangan. Untuk itu, perseroan akan terus berusaha ekstra untuk mendorong penguatan bisnis melalui sejumlah inisiatif yang sudah direncanakan,” ucap Cesar M. Dela Cruz. (*)