EmitenNews.com -Emiten Tambang PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) menyampaikan bahwa untuk produksi batubara sampai dengan akhir September 2023 ada 163 ribu metrik ton terdiri dari beberapa blok.

 

Sedangkan target sampai akhir tahun yang tentunya hanya perkiraan, “kita optimis per bulan akan ada penambahan 40 ribu metrik ton, kami targetkan sampai akhir tahun di angka 280ribu,” kata Lyna Corporate Secretary FIRE dalam laporan hasil paparan publik yang di kutip, Senin (23/10/2023).

 

Sedangkan untuk menyongsong tahun 2024, target produksi tentunya kita akan melihat pada RKAB, untuk entitas PT Alfara Delta Persada (ADP) dari sisi RKAB kita dapat persetujuan sebanyak 420 ribu metrik ton untuk Tahun 2023, realisasi sampai dengan bulan September 2023 baru sebesar 163 ribu metrik ton, untuk bulan oktober, November kita optimis di 40 ribu metrik ton per bulan sehingga total sampai dengan akhir tahun di 280ribu metrik ton.


Untuk Alfa Energi memang mengutamakan produksi dari tambang sendiri. Melihat dari market sekarang ini, sepertinya harga batubara akan baik-baik saja dan cenderung meningkat sampai akhir tahun ini. “Tidak ada aksi korporasi dalam waktu dekat,” kata Manajemen FIRE.

 

Dari RKAB ADP memiliki target produksi sebanyak 420 ribu metrik ton, dengan kewajiban DMO 25% yaitu sebesar 105 ribu metrik ton, dan sampai dengan September kami sudah memenuhi kewajiban DMO sebesar 72 ribu metrik ton sekitar 69%.

 

Di 2023 target penjualan FIRE sebanyak 420 ribu metrik ton, “kali ini Perseroan tidak optimis untuk mencapai target penjualan di tahun 2023 dikarenakan tidak performnya beberapa supplier sehingga mempengaruhi target penjualan Perseroan,” tulis Manajemen FIRE.

 

Untuk tahun depan target produksi mungkin di sekitar 820 ribu planningnya sumber batubaranya dari tambang Alfara Delta Persada dan untuk tradingnya kita masih diskusi internal dan belum bisa rilis angka tradingnya.

 

Tahun 2024 target penjualan kita masih sama, bebera ke India, China, Filipina dan Vietnam. Pasar baru saat ini tidak ada, karena kami memaintain buyer-buyer lama kami. Perseroan terdampak dengan naiknya tarif transshipment di Muara Berau karena ini mempengaruhi angka marginnya kita, dikarenakan cost Perseroan menjadi naik karena tarif baru ini.

 

Terakhir terkait dengan entitasnya PT Berkat Bara Jaya yang sedang dalam penangguhan operasional oleh pemerintah, Manajemen FIRE menyatakan, Untuk PT Berkat Bara Jaya, saat ini kami sedang memaksimalkan proses kasasi di Mahkamah Agung guna mendapatkan IUP BBJ kembali dan untuk rencana akuisisi tambang-tambang baru belum ada, tetapi jika dikemudian hari ada rencana maka akan kami informasikan lebih lanjut.