EmitenNews.com - Pemerintah tidak bisa melawan mafia, dan spekulan minyak goreng. Karena itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memohon maaf karena pihaknya belum mampu menangani permasalahan minyak goreng. Mantan Ketua Umum Hipmi ini menduga kelangkaan minyak goreng salah satunya disebabkan oleh mafia dan spekulan yang mengambil keuntungan, sehingga berbagai kebijakan pemerintah, tidak efektif.


"Dengan permohonan maaf Kementerian Perdagangan tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat," ucap Mendag Muhammad Lutfi dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (17/3/2022).


Mendag Muhammad Lutfi mengaku pihaknya memiliki keterbatasan wewenang dalam undang-undang untuk mengusut tuntas masalah mafia dan spekulan minyak goreng. Menurutnya kebijakan yang bisa dilakukan hanya sebatas mengatur pasokan. Karena itu, ia meminta bantuan kepada Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri untuk menindak mafia dan para spekulan tersebut.


"Sementara ini kami punya datanya tapi saat ini sedang diperiksa oleh polisi, oleh Satgas Pangan, tetapi keadaannya sudah menjadi sangat kritis dan ketegangan yang mendesak," katanya.


Mendag meyakini ada mafia dan spekulan yang menimbun dan menyelundupkan minyak goreng. Indikasinya, stok minyak goreng yang sudah digelontorkan usai penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Domestic Market Obligation (DMO), seharusnya sudah mencukupi kebutuhan masyarakat. Ternyata tidak.


Sepanjang 14 Februari-16 Maret 2022, kebijakan DMO berhasil mengumpulkan 720.612 ton minyak sawit. Dari total jumlah tersebut, sebanyak 551,069 ton sudah didistribusikan kepada masyarakat.


Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), normalnya setiap orang Indonesia mengkonsumsi satu liter minyak goreng tiap bulan. Oleh karena itu, seharusnya dengan 551.069 ton minyak goreng tersebut, tiap orang mendapatkan dua liter atau melebihi konsumsi per bulannya.


Di Kota Medan, Sumatera Utara, kucuran minyak goreng sudah sebanyak 25 juta liter. Jumlah warga di daerah yang dipimpin menantu Presiden, Wali Kota Bobby Nasution itu, berdasarkan data dari BPS sebanyak 2,5 juta orang. Artinya, dengan jumlah minyak goreng tersebut, satu orang warga bisa mendapat jatah 10 liter minyak goreng.


Namun, yang terjadi, ketika ke Kota Medan, Mendag Lutfi ke pasar, ke supermarket tidak ada minyak goreng. Karena itulah, sekali lagi, ia menduga ada mafia, dan spekulan yang bermain dalam kelangkaan minyak goreng. Pertanyaannya, kok pemerintah kalah sama mafia, dan spekulan tersebut. ***