Trimegah Bangun Persada (NCKL) Ekspor Perdana Nikel Sulfat Mulai Awal Juni 2023

EmitenNews.com -PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) melalui anak usahanya PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL) bersiap produksi nikel sulfat. Selain itu, perseroan juga akan ekspor perdana nikel sulfat pada awal Juni 2023.
Sekretaris Perusahaan PT Trimegah Bangun Persada Tbk, Franssoka Y Sumarwi menuturkan, saat ini pabrik nikel sulfat yang berlokasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara sudah memasuki tahap peningkatan yang signifikan atau ramping up untuk mencapai kapasitas produksi secara penuh. Pabrik nikel sulfat ini merupakan yang pertama di Indonesia dan terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksi.
Franssoka menuturkan, Trimegah Bangun Persada terus menyempurnakan dan meningkatkan produksi hingga mencapai total kapasitas produksi 240 ribu metrik ton (MT) nikel sulfat per tahun yang diperkirakan pada pertengahan tahun 2023.
Kapasitas produksi PT HPL memungkinkan perusahaan untuk mengolah dan memurnikan seluruh produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat. Namun, pada 2023, anak usaha NCKL ini baru merencanakan untuk mengolah sekitar 50 persen MHP menjadi nikel sulfat.
“PT HPL juga sedang menjajaki penjualan dengan beberapa pembeli potensial dan diperkirakan ekspor perdana nikel sulfat akan dilakukan pada awal Juni 2023,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Rabu (24/5/2023).
Perusahaan yang sebelumnya menjadi pionir dalam produksi bauran nikel dan kobalt, MHP pada 2021 ini tidak hanya menghasilkan nikel sulfat hilirisasi dan pemurnian MHP juga akan hasilkan kobalt sulfat (CoSO4). Nikel sulfat dan kobalt sulfat merupakan material inti pembuatan katoda sumber energi baru yaitu baterai kendaraan listrik.
"Dua senyawa ini merupakan contoh nyata keberhasilan konservasi dan peningkatan nilai tambah mieral, karena berasal dari pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar rendah atau limonit yang sebelumnya tidak bisa diolah menjadi overbudden,” kata dia.
Adapun nikel sulfat dan kobalt sulfat merupakan material inti pembuatan katoda sumber energi baru yakni baterai kendaraan listrik.
“Dua senyawa ini merupakan contoh nyata keberhasilan konservasi dan peningkatan nilai tambah mineral, karena berasal dari pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar rendah atau limonit yang sebelumnya tidak bisa diolah atau menjadi overburden. Teknologi yang tepat, yaitu High Pressure Acid Leach (HPAL) dan etos kerja yang tinggi memungkinkan ini terjadi,” tambah Franssoka.
Related News

Mitratel (MTEL) Cetak Laba Rp526M di Kuartal I-2025

Cipta Sarana Medika (DKHH) Patok IPO Rp132 per Saham

Anjlok 85,62 Persen, Kuartal I-2025 Laba INDY Sisa USD2,89 Juta

Bengkak 20 Persen, PALM Kuartal I-2025 Boncos Rp1,42 Triliun

Defisit Menipis, Kuartal I-2025 Laba DEWA Melangit 763 Persen

Laba Susut 74 Persen, BUMI Kuartal I-2025 Defisit USD2,26 Miliar