TUGU Cetak Pendapatan Investasi Naik 21% di Kuartal III-2025
Logo usaha TUGU.
EmitenNews.com - Pendapatan investasi emiten asuransi PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance di sepanjang Januari – September 2025 tumbuh 21% secara tahunan (YoY). Fokus penempatan likuiditas ke aset investasi berimbal hasil menarik seperti Surat Berharga Negara (SBN) di tengah momentum pasar yang positif diyakini sebagai katalis utamanya.
Mengacu pada laporan keuangan konsolidasian non-audit September 2025, TUGU mencatatkan hasil investasi sebesar Rp509 miliar. Nilai tersebut meningkat dari posisi September 2024 sebesar Rp421 miliar. Hasil investasi ini berkontribusi sebesar 32% terhadap total pendapatan bersih Tugu Insurance.
Adapun total aset investasi TUGU per September 2025 mencapai Rp12,2 triliun. Mayoritas aset investasi tersebut dalam bentuk surat berharga seperti SBN dan obligasi sebesar Rp5,9 triliun. Sementara di deposito nilainya mencapai Rp3,5 triliun, kemudian reksadana sebesar Rp1,2 triliun, di saham sebesar Rp265 miliar, dalam bentuk penyertaan langsung Rp211 miliar dan dalam bentuk properti sekitar Rp1,2 triliun.
Analis pasar modal melihat bahwa mayoritas investasi TUGU ditempatkan di aset yang bersifat likuid. Menurut Leonardo Lijuwardi dari NH Korindo Sekuritas porsi investasi aset likuid TUGU per September 2025 mencapai 89% dari total portofolio investasi atau setara dengan Rp10,8 triliun.
“Aset likuid seperti SBN, obligasi, saham, reksadana dan deposito yang likuid menjadi komponen terbesar, dengan ini TUGU punya keleluasaan untuk mengalokasikan portofolio investasi untuk dongkrak yield dengan tepat” ungkapnya.
Di sisi lain, Leo juga melihat likuiditas TUGU yang solid juga tepat diarahkan untuk ditempatkan dalam bentuk investasi aset likuid seperti SBN dan obligasi yang menghasilkan bunga sehingga turut menopang pertumbuhan pendapatan investasi.
Asal tahu saja, hingga September 2025, Emiten Anak Usaha Pertamina ini telah menggelontorkan kas untuk penempatan investasi sebesar Rp767,1 miliar. Penempatan likuiditas untuk aset produktif dan reinvestasi semakin meningkatkan imbal hasil (yield) aset TUGU.
“Kalau disetahunkan yield investasi TUGU bisa di kisaran 5-6% tahun 2025, ini jadi improvement jika dibandingkan dengan tahun 2024 yang berkisar di 3-4%. Peningkatan yield sebesar 1 poin persentase mungkin terlihat kecil tetapi secara nominal nilainya signifikan” tambahnya
Menurut perhitungan Leo, setiap kenaikan 1 poin persentase imbal hasil investasi TUGU nilainya setara dengan Rp122 miliar dan ini akan berdampak positif ke bottom-line jika diikuti dengan segmen asuransi yang juga tumbuh. Selain kemampuan TUGU menjaga portofolio aset produktif serta penempatan likuiditas secara optimal, faktor lain yang dapat mendorong kinerja investasi TUGU adalah kejelian dalam melihat momentum pasar.
Baik pasar saham maupun obligasi domestik di sepanjang tahun 2025 masih memberikan return yang positif meski sempat mengalami fluktuasi. Bahkan di pasar obligasi harga instrumen investasi pendapatan tetap ini naik sebagaimana tercermin dari Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang naik 11,6% setahun terakhir.
“Ketika harga naik, yield obligasi sebenarnya turun. Namun dalam kasus TUGU pertimbangan penempatan portofolio yang didasarkan pada risk management yang baik dengan mayoritas ditempatkan di SBN di tenor jangka-menengah panjang jadi driver pendapatan bunga masih tetap tumbuh” pungkas Leo.
Related News
Tender Offer KRYA Dipatok Rp104 per Saham
Anak Usaha DOID Lunasi Senior Notes 2026 Lebih Awal, Ini Tujuannya!
Rondy Yunanda Serok 1 Juta Saham HYGN, Porsi Naik Jadi 8,03%
TGKA Bagikan Dividen Interim Rp30 per Saham, Cair 12 Desember 2025
Direktur IMPC Tampung 750 Ribu Saham Harga Atas
Saham NSSS Dilepas 138,3 Juta Lembar Harga Bawah, Ada Apa?





