EmitenNews.com - Kinerja penerimaan negara (pajak, kepabeanan dan cukai, dan PNBP) masih tumbuh positif. Hal ini didukung oleh peningkatan harga komoditas, pemulihan ekonomi, dampak insentif, dan dampak kebijakan.


“Kalau kita lihat penerimaan negara ceritanya sangat positf. Ini sesuai dengan tadi adanya pemulihan ekonomi yang sangat impresif,” ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) saat menyampaikan Konferensi Pers APBN KITA secara daring pada Kamis (11/08).


Menkeu menyebut hingga Juli 2022 penerimaan pajak mencapai Rp1.028,46 T. Pertumbuhan penerimaan pajak sebesar 58,79% dibandingkan tahun lalu, dengan capaian 69,26% dari target Perpres 98/2022 (APBN).


Penerimaan sebesar ini terdiri dari PPh Non Migas sebesar Rp595,0 T (79,4% target); PPN & PPnBM sebesar Rp377,6 T (59,1% target); PPh Migas sebesar Rp49,2 T (76,1% target); dan PBB & Pajak Lainnya sebesar Rp6,6 T (20,5% target).


“Penerimaan kepabeanan dan cukai (hingga Juli 2022) sebesar Rp185,1 triliun. Penerimaan bea dan cukai ini selama musim pandemi pun mereka memberikan kontribusi dan pertumbuhan yang relative sangat stabil. Jadi sekarang ini pertumbuhannya 31,1% itu adalah pertumbuhan yang tetap tinggi dan luar biasa,” lanjut Menkeu.


Bea Masuk tumbuh 31,5% yang didorong tren perbaikan kinerja impor nasional terutama sektor perdagangan dan sektor Industri. Cukai tumbuh 20,8% yang dipengaruhi efektifitas kebijakan tarif, lonjakan produksi bulan Maret (efek kenaikan tarif PPN) dan efektifitas pengawasan. Sementara itu, pada pos Bea Keluar tumbuh 97,8% yang didorong tingginya harga komoditas, kenaikan tarif BK produk kelapa sawit, dan kebijakan Flush Out.


“Pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menunjukkan adanya komoditas boom yang memberikan dampak tetapi juga kegiatan masyarakat yang pulih kembali,” terang Menkeu.


Hingga akhir Juli 2022, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp337,1 T (70,0% dari target). PNBP mencatatkan pertumbuhan sebesar 39,1% year on year. PNBP SDA Migas tumbuh 93,6% dengan kontribusi sebesar Rp92,1 T (66,2% dari target) yang didorong karena adanya kenaikan ICP.


PNBP SDA Nonmigas tumbuh 102,6% dengan capaian sebesar Rp48,2 T (55,1% dari target APBN) didorong oleh kenaikan harga minerba terutama batubara dan nikel. PNBP juga didorong oleh Pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan sebesar Rp37,9 T yang ditopang dengan adanya kenaikan setoran dividen BUMN utamanya dari Himbara, Pendapatan PNBP Lainnya sebesar Rp106,6 T, dan pendapatan BLU yang mencapai Rp52,3 T.(fj)