EmitenNews.com -PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) memutuskan untuk menggunakan laba bersih tahun buku 2022 untuk menutup kerugian Perseroan tahun-tahun buku sebelumnya.


Corporate Secretary Bank Ganesha Febrina Kenya Savitri menyampaikan, penggunaan laba juga dialokasikan membentuk dana cadangan wajib/umum sebesar Rp 1 miliar dan sisanya disimpan dalam laba ditahan untuk memperkuat modal perseroan.


Keputusan ini merupakan kesepakatan pemegang saham Bank Ganesha dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), pada Jumat, (26/5/2023).


Sebagai catatan, sepanjang tahun 2022, BGTG mengatongi laba bersih Rp 46,04 miliar, melesat 323% year on year/yoy. Tahun buku 2021, BGTG membukukan laba bersih Rp 10,88 miliar.


Kinerja Bank Ganesha terus menunjukan perbaikan, dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 6,14 miliar atau tumbuh 99,58% secara tahunan (yoy) pada kuartal I-2023. Peningkatan skala bisnis dan kualitas kredit yang jauh membaik menjadi faktor penentu.


Mengacu laporan keuangan perusahaan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tercatat tumbuh 79,28% (yoy) menjadi Rp 110,99 miliar. Hal ini dipengaruhi margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang naik dari 3,18% di kuartal I-2022 menjadi 5,54% di kuartal I-2023.


Perolehan itu sejalan dengan kredit yang disalurkan perusahaan di akhir Maret 2023 tumbuh 26,98% (yoy) menjadi Rp 3,13 triliun. Berikut perbaikan non performing loan (NPL) dari 5,28% pada kuartal I-2022 menjadi 1,91% pada kuartal I-2023.


Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) dicatatkan susut sampai dengan 46,23% (yoy) menjadi Rp 3,54 triliun. Di mana penurunan dikontribusikan dari semua lini, baik itu giro, tabungan, maupun deposito. Loan to deposit ratio (LDR) naik di level 56,35%.


Febrina Kenya Savitri menyampaikan, sejalan dengan perkembangan bisnis, perseroan terus meningkatkan keunggulan kompetitif melalui pengembangan produk dan layanan. Salah satunya membangun kemitraan strategis untuk pelayanan bermacam-macam produk kredit, antara lain kredit untuk usaha, investasi, kredit mobil, kredit kepemilikan rumah atau apartemen, kredit multiguna, serta produk bancassurance.


"Kerja sama kemitraan strategis telah membuka peluang bagi Perseroan untuk memperluas jangkauan layanan dan mendukung pertumbuhan usaha, utamanya untuk usaha mikro, kecil dan menengah ( UMKM ), sesuai dengan komitmen perseroan dalam menjalankan pertumbuhan keuangan berkelanjutan," ungkap Febrina.


Di sisi permodalan, perseroan juga telah melaksanakan PMHMETD I dan PMHMETD II sebagai aksi korporasi perseroan di tahun 2022 yang menghantarkan Perseroan pada pemenuhan modal inti minimum Rp 3 triliun, sesuai dengan ketentuan regulator. Penambahan modal tersebut dimanfaatkan untuk pengembangan usaha perseroan melalui pemberian kredit, termasuk pengembangan layanan digital.