EmitenNews.com - Debut PT Terang Dunia Internusa (TDI) dalam menumbuhkan ekosistem kendaraan elektrik terintegrasi kian moncer. Itu dibuktikan dengan penandatanganan kerja sama pengembangan baterai motor listrik dengan Indonesia Battery Corporation (IBC). Targetnya, Indonesia dapat memproduksi 21 ribu battery pack, yang dapat digunakan oleh berbagai merek motor listrik, termasuk United E-Motor.


Kerja sama tersebut sebagai komitmen untuk pengembangan Battery Asset Management Service (BAMS). Nantinya, BAMS akan menjadi sebuah platform yang dapat mengakomodasi pengguna motor listrik berbagai merek, termasuk konversi.


Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyambut baik kesepkatan itu, saat membuka peluncuran BAMS di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi baru-baru ini. Luhut menyebutkan, kerja sama yang terjalin antara BUMN dan pihak swasta ini mampu mewujudkan kolaborasi dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.


Dalam keterangannya, Rabu (21/6/2023), Direktur PT Terang Dunia Internusa, Henry Mulyadi mengatakan, Platform BAMS akan terdiri atas penyediaan baterai, swap station, dan aplikasi IOT yang dapat terintegrasi. Hadirnya BAMS akan membantu mempercepat pertumbuhan kendaraan listrik di Tanah Air yang selama ini masih terkendala akibat perbedaan ekosistem motor listrik.


“Ditargetkan, melalui BAMS, Indonesia dapat memproduksi 21 ribu battery pack. Nantinya ini dapat digunakan oleh berbagai merek motor listrik termasuk United E-Motor,” kata Direktur PT TDI Henry Mulyadi.


Sejalan dengan inisiasi yang telah disepakati, PT TDI siap mendukung program integrasi tersebut. Henry Mulyadi menyebutkan, langkah ini merupakan komitmen jangka panjang dari PT Terang Dunia Internusa untuk mendukung penuh program pemerintah. “Kami mendukung kebijakan memajukan industri dan masyarakat Indonesia. Bersaing secara global dan membuat langit Indonesia lebih biru.”


Sementara itu, Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengungkapkan, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tersebut bentuk komitmen pemerintah serta institusi terkait dalam menghadapi tantangan besar terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik, yaitu infrastruktur untuk menjadi lebih terintegrasi. 


”Hal ini mengindikasikan kesulitan bagaimana kita mengembangkan infrastruktur untuk charging dan swapping ke depan. Baterai dari motor listrik itu 40 persen biayanya ada di situ. Jadi kalau kita bisa melakukan kavling terhadap baterai motor listrik, itu tentunya akan mengurangi biaya konsumen,” ujar Toto Nugroho, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (12/6/2023). (Eko Hilman). ***