Untuk Modal Kerja Pembiayaan, Indomobil Finance Akan Terbitkan Obligasi Rp600 Miliar

EmitenNews.com - PT Indomobil Finance Indonesia akan menerbitkan obligasi berkelanjutan V Indomobil Finance Tahap 1 Tahun 2022 dengan jumlah nilai pokok mencapai Rp 600 miliar.
Adapun, penerbitan obligasi tersebut merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi berkelanjutan V. Dana yang dihimpun dalam PUB tersebut ditargetkan bisa mencapai Rp 12 triliun.
Dana dari obligasi yang bakal diterbitkan dalam tiga seri ini rencananya bakal digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor dan alat berat sebagaimana kegiatan usaha perusahaan.
“Dalam hal dana hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi tidak mencukupi rencana penggunaan di atas, dengan kondisi rasio utang yang masih rendah, Perseroan memiliki fleksibilitas untuk melakukan pendanaan melalui perbankan (bank loan, money market line), penerbitan surat utang (MTN, sukuk dan green bond) yang memiliki segmen pasar khusus,” tulis manajemen dikutip dalam prospektusnya, Selasa (21/6).
Sebagai informasi, gearing ratio perusahaan yang merupakan jumlah pinjaman dibandingkan modal sendiri di 2021 mencapai 5,68 kali. Itu berarti, masih berada di bawah batas maksimal yang ditentukan OJK yaitu 10 kali.
Penawaran umum obligasi berkelanjutan V Indomobil Finance Tahap 1 Tahun 2022 akan berlangsung pada 4 -5 Juli 2022. Sementara tanggal penjatahan pada 6 Juli 2022 dan tanggal pencatatan pada BEI di 11 Juli 2022.
PT CIMB Niaga Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Indo Premier Sekuritas akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi sukuk mudharabah. Sementara itu, PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.
Related News

Dapat Tambahan Kuota FLPP, BTN Perluas Akses Rumah Layak bagi Rakyat

Periksa! Ini 10 Saham Top Losers dalam Sepekan

Cek! Berikut 10 Saham Top Gainers Pekan Ini

Surplus 3,37 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp13.599 Triliun

1,42 Juta Wisman Kunjungi Indonesia pada Juni, Naik 8,42 Persen

Produksi Kemasan Nasional Diprediksi Tembus Rp105 Triliun di 2025