EmitenNews.com —  PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan pendapatan Rp 6,74 triliun pada kuartal I-2022, naik 7,91% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 6,24 triliun. Namun, laba tahun berjalan harus rela tergerus menjadi Rp139,09 miliar atau turun 56,6% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp320,51 miliar.


Adapun pendapatan EXCL pada kuartal I-2022 paling besar berasal dari penjualan data senilai Rp 5,69 triliun atau setara 84,4% terhadap total pendapatan. Kemudian, pemasukan dari bisnis non-data Rp 497,08 miliar, jasa interkoneksi Rp 126,278 miliar, dan jasa telekomunikasi lainnya Rp 353,489 miliar.


Sementara itu, EXCL membukukan beban penyusutan senilai Rp 2,56 triliun naik dari sebelumnya Rp2,41 triliun, beban infrastruktur Rp 1,91 triliun naik dari Rp1,97 triliun, beban penjualan dan pemasaran Rp 728,63 miliar naik dari sebelumnya Rp525,13 miliar, serta beban interkoneksi dan beban langsung lainnya Rp 466,17 miliar dari Rp341,21 miliar.


Untuk beban infrastruktur, EXCL mengeluarkan dana sekitar Rp 982,31 miliar untuk lisensi, serta Rp 296,01 miliar untuk perbaikan dan pemeliharaan.


"Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2022 dan 2021 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2021 dan 2020, beban perbaikan dan pemeliharaan dari masing-masing pihak ketiga tidak melebihi 10% dari jumlah beban infrastruktur, penjualan dan pemasaran, serta perlengkapan dan overhead ," jelas manajemen XL Axiata dalam laporan keuangannya, Selasa (10/5/2022).


Hingga 31 Maret 2022, total nilai aset EXCL mencapai Rp 71,84 triliun, turun 1,25% dari posisi per 31 Desember 2021 yang sebesar Rp 72,75 triliun.


Jumlah liabilitas jangka pendek EXCL naik jadi Rp21,42 triliun dari Rp20,95 triliun, Lalu liabilitas jangka panjang menyusut jadi Rp30,17 triliun dari Rp31,71 triliun dan ekuitas perseroan naik tipis menjadi Rp20,23 triliun dari Rp20,08 triliun.


Sedangkan kas dan setara kas akhir periode yang dimiliki EXCL malah terpangkas jadi Rp1,414 triliun per 31 Maret 2022 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,516 triliun.