EmitenNews.com—Melihat saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE yang berkode saham PGEO dinilai harus lebih pada sisi fundamental, bukan secara short term atau jangka pendek. Penilaian itu datang Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury.

 

"Dari sisi fundamental, perusahaan ini fundamental kuat dengan EBITDA margin kuat, balance sheetnya pun sangat baik, kita sih optimis. Jangan lihat dari apa yang terjadi secara short term, tapi fundamentalnya secara keseluruhan," kata Pahala dalam konferensi pers di Main Hall, BEI, Jakarta, Jumat (24/2/2023).

 

Pahala mempertegas bahwa dengan IPO bisa meningkatkan kinerja PGE, sebelum IPO pendapatan dan laba PGE per tahun naik 5-10 persen. PGE bisa dibilang perusahaan EBT dengan EBITDA terbaik mendekati angkat 70 persen. Kalau dari sisi fundamental ini merupakan perusahaan yang kuat bisa di lihat dari ebitda, progres perkembangan dan kesehatannya.

 

Pada debut perdagangan saham hingga pukul 11.24 WIB, saham PGEO ditransaksikan melemah Rp60 (6,9 persen) ke posisi Rp815 per unit saham dari pembukaan di angka positif 925 dari harga awal Rp875 per unit saham. Penurunan ini nyaris membuat saham PGEO mengalami autorejection bawah alias ARB.

 

Pahala membantah apabila IPO Pertamina Geothermal Energy tidak sukses, mengingat dana yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp9,05 triliun.

 

Selain itu, lanjut dia, terlihat dari jumlah kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga 3,81 kali dari porsi pooling, atau melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya.

 

"Saya rasa kalau dibilang tidak sukses tidak betul. Kita harus melihat bagaimana IPO dari sisi jumlah dana yang berhasil dikumpulkan saat ini," ujar Pahala.

 

IPO PGE menurut Pahala terbilang tetap sukses karena mengacu pada dana IPO yang telah diserap oleh perseroan. Sedangkan masuknya INA kedalam PGEO dia menyebut ini sebagai bentuk dukungan sebagai sesama BUMN. Kita harapannya bisa melanjutkan upaya BUMN atau anak usaha BUMN bisa melantai di Bursa.

 

Dia menjelaskan PGE merupakan perusahaan energi dengan EBITDA margin terbaik untuk saat ini. "EBITDA dia sebesar 244 juta dolar AS, EBITDA margin mendekati di atas 70 persen," ujar Pahala.