Adapun sektor-sektor yang sepanjang tahun ini bertumbuh di bursa saham adalah IDX Energy yang tumbuh 98,20%, IDX Industry 12,10%, IDX Health 6,73%, dan IDX Non Cyclic sebesar 6,26%. Dia pun merekomendasikan beberapa saham pilihan yang diproyeksikan berkilau tahun depan. Yaitu HRUM, PTBA, dan INDY di sektor energi. Juga BMRI, BBRI, BBCA di sektor keuangan. 

 

Senada dengan Budi, dia pun menyarankan investor berinvestasi pada mata uang asing. “Kecenderungannya memang akan masih naik USD terhadap rupiah. Kalau untuk jangka panjang saya lebih memilih euro atau USD. Karena ini down trend-nya lumayan panjang banget,” tuturnya.

 

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Capital Market Practitioner Nandang Kuswara mengatakan sepanjang tahun ini kinerja IHSG cenderung baik dengan pertumbuhan secara year to date (ytd) sebesar 4,23%. Dia membandingkan kinerja IHSG dengan bursa saham di negara lain yang terkoreksi. Seperti DJIF terkoreksi 8,81% secara ytd, FTSE 0,48%, HSI 15,93%, GSPC 20,31%, N225 10,47%, SSEC 16,24%, IXIC 33,83% dan GDAXI terkoreksi 13,15%.

 

Dia mengakui, sentimen ekonomi global cukup mempengaruhi kondisi pasar modal Tanah Air. Di sisi lain, dia pun merekomendasikan beberapa sektor di pasar modal yang menjanjikan tahun depan, yaitu sektor energi, indeks health, non-cyclic. 

 

“Saya juga kemungkinan melihat di 2023 ini lebih ke non-cyclic, itu lebih ke consumer goods. Properti juga akan jadi salah satu yang menarik juga, apa lagi kalau untuk trading atau investasi jangka pendek mungkin bisa diperdagangkan cukup lumayan ya risk and reward-nya. Sedangkan untuk finance sendiri sudah mulai turun performanya dibanding compositenya itu sendiri,” ujarnya.