EmitenNews.com - Wijaya Karya (WIKA) menyuntik modal entitas usaha Rp6,12 triliun. Ya, dana taktis tersebut mengucur deras memenuhi pundi-pundi PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Transaksi itu, berupa setoran modal berskema konversi uang muka setoran modal menjadi modal, dan setoran tunai.


Saat ini, perseroan telah merealisasikan penyertaan modal yang dicatat sebagai uang muka setoran modal pada PSBI senilai Rp6,10 triliun, dan perseroan berencana mengonversi uang muka setoran modal tersebut menjadi setoran modal. Selain itu, perseroan juga akan melakukan setoran tunai Rp11,51 miliar sebagai komitmen memenuhi kebutuhan biaya operasi PSBI sepanjang 2022. Itu akan direalisasikan setelah PSBI menyampaikan permohonan tambahan setoran modal kepada para pemegang saham PSBI. 


Sejatinya, perseroan telah menyetor dana tunai Rp22,42 miliar dalam bentuk uang muka tunai pada PSBI. Itu bagian komitmen perseroan untuk kebutuhan biaya usaha PSBI sejumlah Rp33,93 miliar. Jadi, setoran tunai tersebut tersisa Rp11,51 miliar untuk keperluan sepanjang tahun ini.  


Sedangkan untuk kebutuhan pengadaan tanah proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) semula direncanakan bersumber dari setoran modal para pemegang saham PSBI dengan porsi kewajiban perseroan Rp92,38 miliar akan direalisasikan oleh Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). 


Sekadar informasi, PSBI merupakan perusahaan patungan konsorsium BUMN. Konsorsium BUMN melibatkan Wijaya Karya, Jasa Marga, Kereta Api Indonesia, dan Perkebunan Nusantara VIII. Konsorsium dibentuk untuk penyelenggaraan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). 


Konsorsium BUMN via PSBI bersama China Railway International Co. Ltd kini bernama Beijing Yawan HSR Co. Ltd, membentuk usaha patungan berlabel Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk melaksanakan proyek KCJB. Nah, PSBI mengempit saham KCIC sebanyak 60 persen.


Menyusul suntikan modal itu, komposisi pemegang saham PSBI menjadi sebagai berikut. Wijaya Karya 39,11 persen atau Rp6,12 triliun. Kereta Api Indonesia 51,38 persen setara Rp8,04 triliun, Perkebunan Nusantara III sebanyak 1,21 persen atau Rp188,62 miliar, dan Jasa Marga 8,30 persen setara Rp1,29 triliun. 


Dengan pelaksanaan transaksi itu, perseroan dapat meningkatkan kepemilikan saham pada PSBI. Selanjutnya, proyek KCJB akan dapat direalisasikan, dan PSBI melalui KCIC akan mengelola proyek KCJB akan menghasilkan laba berkontribusi terhadap pendapatan akan meningkatkan nilai saham perseroan. (*)