EmitenNews.com - PT Wijaya Karya (WIKA) akan menyuntik modal Wijaya Karya Realty (Wika Realty) Rp1 triliun. Itu dilakukan dengan cara menyerap 10 miliar saham yang diterbitkan Wika Realty. Saham bernominal Rp100 itu, diambil dari saham portepel (simpanan) Wika Realty.


Wika Realty telah mendapat restu pemegang saham  meningkatkan modal ditempatkan dan disetor. Seluruh pengeluaran saham portepel itu, akan disetor dengan mengonversi utang (debt to equity) kepada induk usaha yaitu Wijaya Karya.


”Transaksi untuk penyediaan dana keperluan investasi Wika Realty. Dengan kepemilikan makin meningkat, Wijaya Karya akan mendapat kontribusi lebih dari koleksi laba dari Wika Realty secara konsolidasi,” tutur Mahendra Wijaya, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Selasa (4/1).


Per 30 April 2021, Wika Realty memiliki pinjaman berikut bunga kepada Wijaya Karya Rp4,5 triliun. Namun, yang diakui sebagai utang hanya Rp3,9 triliun. Itu sebagaimana tertuang dalam perjanjian pengakuan utang pada 30 Desember 2021. 


Menyusul transaksi itu, kepemilikan saham Wijaya Karya pada Wika Realty semula Rp4,2 triliun meningkat menjadi Rp5,2 triliun. Itu setara 71,78 persen dari seluruh saham dikeluarkan Wika Realty, dan mengakibatkan pemegang saham lain terdilusi seperti HIN, AWS, YAWIKA, dan KKMS. 


Wika Realty entitas usaha Wijaya Karya dengan kepemilikan saham 93,05 persen. Wika Realty juga mendapat mandat sebagai induk holding hotel BUMN. Bertugas mengintegrasikan, dan meningkatkan bisnis hotel BUMN.


Sepanjang tahun lalu, Wika Realty telah mulai mengambil porsi kepemilikan saham sejumlah hotel pelat merah seperti mengambil alih saham milik anak usaha Pertamina yaitu PT Patra Jasa di PT Hotel Indonesia Group.


Untuk menjadi induk holding hotel BUMN, Wika Realty berkomitmen mengonsolidasi 28 hotel. Tahap pertama, ada 22 hotel akan terkonsolidasi. Di mana, 11 hotel milik Hotel Indonesia Natour, 1 hotel milik Aero Wisata, 1 hotel milik Patra Jasa, dan 9 hotel milik PT Pegadaian. (*)