Wujudkan Hunian Layak, Indocement Dorong Energi Alternatif
Corporate Secretary Indocement Dani Handajani (kanan) terjun langsung mengangkat material untuk pembangunan rumah warga yang hancur tersapu bencana hujan angin. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) menunjukkan komitmen nyata terhadap pembangunan berkelanjutan, dan pemberdayaan masyarakat. Itu ditunjukkan Indocement dengan memulai pembangunan, dan renovasi rumah tidak layak huni di Desa Gunungsari, Kabupaten Bogor. Rumah milik Fitri itu, rata dengan tanah usai diterjang bencana hujan angin.
Pengerjaan proyek itu, ditarget tuntas dalam tempo tiga bulan. Acara seremonial pembangunan dihadiri Corporate Secretary Indocement Dani Handajani, CSR Manager Indocement Gadang Wardono, dan Kepala Desa Gunungsari Uwes Wijaya. Kegiatan itu, menjadi bukti nyata kepedulian Indocement terhadap masyarakat sekitar pabrik, dan lingkungan.
Selain membangun rumah, Indocement juga berperan aktif dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja konstruksi. Melalui Forum Jasa Konstruksi se-Jawa Barat digelar bersama Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, Indocement memberikan pelatihan hard skill, dan soft skill kepada 150 peserta. Forum itu, diharap mampu mencetak tenaga kerja konstruksi yang siap menghadapi tantangan industri.
Indocement juga turut serta dalam Pekan Kompetisi dan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia pada 9–12 November 2025. Acara itu, melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum RI, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bogor, dan tujuh pelaku industri bahan bangunan. Agenda meliputi: Edukasi untuk SMK Bangunan, Sertifikasi Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa se-Kabupaten Bogor, dan Lomba pembangunan rumah mini tingkat Jawa Barat.
Indocement juga terus mengedepankan pengelolaan sampah berkelanjutan melalui pemanfaatan Refuse-Derived Fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. ”Kami harap penggunaan RDF mencapai 42 persen pada 2030 mendatang,” tegas Oey Marcos, Direktur Indocement.
Upaya itu, dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah, mitra industri, dan komunitas untuk mengatasi tantangan pengelolaan sampah kota. Beberapa kerja sama strategis telah dijalankan. Misalnya, dengan Provinsi DKI Jakarta berupa offtaker RDF dari TPST Bantargebang 625 ton per hari, dan RDF Plant Rorotan 875 ton per hari.
Dengan Provinsi Jawa Barat kajian untuk RDF dari TPPAS Lulut Nambo 700 ton per hari. Dan, Kota Makassar telah meneken MoU dengan kapasitas 300 ton per hari. Lalu, kolaborasi dengan Kota Cimahi, Bandung, Bekasi, dan Kabupaten Karawang. Kerja sama B2B dengan pengelola sampah industri berbagai provinsi.
Program internal Sedekah Sampah diluncurkan sejak 2022 juga berhasil mengumpulkan 265.572 kilogram (kg) sampah anorganik selama tiga tahun. Sampah itu, dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif di operasional pabrik. (*)
Related News
IHSG Melemah 0,29 Persen, Sektor Ini Penekannya
Sekjen ITUC Apresiasi Kebijakan Ketenagakerjaan Indonesia
Kemnaker Minta Michelin Tak Jadikan PHK Sebagai Pilihan Pertama
Berada di 5 Besar, Indonesia Kejar Empat Besar Produsen Keramik Dunia
Didominasi Impor, Utilisasi Industri Refraktori Mentok di 33,78 Persen
Mentan: Tahun ini Hampir Pasti Tak Ada Impor Beras





