EmitenNews.com -Hillcon Tbk (HILL) segera merealisasikan rencana bisnis setelah penawaran umum perdana ( initial public offering /IPO) saham. Bidikan perseroan tidak lain pengembangan industri nikel melalui anak perusahaan yang diharapkan mendongkrak laba bersih menjadi Rp 1 triliun.

 

Aksi korporasi ini akan memanfaatkan dana hasil IPO senilai Rp 552,87 miliar. Selama ini, bisnis nikel Hillcon dikelola anak usahanya, PT Hillconjaya Sakti (HS).

 

"Kami optimis dapat menjadi perusahaan jasa pertambangan nikel terdepan dan turut berkontribusi dalam pengembangan industri nikel di Indonesia," ujar Direktur Utama Hillcon, Hersan Qiu baru-baru ini.

 

Rencana perluasan bisnis ini sejalan dengan prospektus IPO Hillcon. Perseroan mengalokasi 55% dana IPO untuk modal kerja berupa biaya produksi penambangan, termasuk biaya bahan bakar, biaya overhead , serta pemeliharaan alat berat.

 

Hal ini sejalan dengan rencana peningkatan produksi nikel yang dikelola HS. Realisasi pengembangan bisnis anak usaha HS melalui mekanisme pemberian pinjaman. Dana tersebut akan digunakan HS untuk memenuhi permintaan tiga pembeli baru, masing-masing pelanggan diperkirakan memproduksi 2 juta ton nikel. Sejauh ini pelanggan existing HS sebanyak delapan pihak.



Sementara itu, sekitar 45% dana IPO dimanfaatkan untuk belanja modal dalam rangka peningkatan produktivitas emiten berkode saham HILL tersebut selaku induk usaha. HILL berencana menggunakan dana tersebut untuk pembelian alat berat penunjang kegiatan operasional, seperti main fleet, supporting fleet , serta, maupun sarana penunjang lain.

 

Hillcon merupakan kontraktor pertambangan yang eksis sejak tahun 1995. Perusahaan mengawali bisnisnya sebagai penyedia layanan konstruksi sipil. Sejak tahun 2008, Hillcon melebarkan sayapnya ke bisnis jasa pertambangan batu bara. Selanjutnya, perseroan menggeluti jasa pertambangan nikel sejak tahun 2013.

 

Hingga saat ini, HILL telah menggarap sekitar 200 proyek pertembangan di seluruh Indonesia. Dengan rekam jejak yang mumpuni, tidak heran IPO HILL sempat mengalami kelebihan permintaan hingga lima kali lipat.

 

Pasca-IPO, manajemen HILL menargetkan kinerja keuangan perusahaan akan tumbuh pesat. Total pendapatan operasional tahun 2023 ditargetkan sebesar Rp 6 triliun, melesat dibanding pendapatan 2022 sebesar Rp 3,2 triliun. Laba bersih tahun ini ditargetkan mencapai Rp 1 triliun, meningkat dari laba tahun lalu sebesar Rp 300 miliar.