Abaikan Perang Tarif, IHSG Lanjut Menyala

Seseorang berjalan di bagian teras depan gedung Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kompak ditutup menguat. Itu ditopang kenaikan saham sektor teknologi berkapitalisasi besar seperti Nvida. Kenaikan tersebut tidak terlepas dari sikap investor mulai acuh terhadap perkembangan kebijakan pemerintah mengenai tarif impor karena kebijakan itu hanya sebagai alat negoisasi.
Sebelumnya, awal pekan ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengirimkan surat mengenai pengenaan tarif lebih tinggi ke-14 negara termasuk Korea Selatan, dan Jepang. Namun, dengan memperpajang masa penundaan menjadi hingga 1 Agustus 2025.
Penundaan itu, memberi ruang untuk kembali melakukan negoisasi. Terbaru Trump juga telah mengirim surat ke 6 negara lebih. Dua di antaranya Filiphina, dan Iraq. Penguatan Wall Street, dan harga beberapa komoditas seperti minyak mentah, emas, dan batu bara diprediksi menjadi sentimen positif pasar.
Sementara itu, aksi jual investor belum reda berpeluang menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Oleh sebab itu, indeks diprediksi bergerak bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 6.905-6.865 dan resist 6.980-7.020.
Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham bberikut. Yaitu, Indofood Sukses Makmur (INDF), Surya Semesta (SSIA), Amman Mineral (AMMN), Petrindo (CUAN), Merdeka (MBMA), dan Map Aktif (MAPA). (*)
Related News

Uji Coba Sukses, Pelabuhan Bengkulu Siap Beroperasi Lagi

IHSG Ditutup Tembus Level 7.000, Saham Tambang Pimpin Penguatan

NFA Dukung Pemanfatan Perhutanan Sosial untuk Tanam Jagung

Taipan Hermanto Tanoko Sebut Bakal Boyong Lagi Perusahaan ke Bursa

Pertamina Bangun Klinik Berstandar Nasional di Lombok

IHSG Naik 0,40 Persen di Sesi I, Sempat Tembus Level 7.000