EmitenNews.com - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menjadi salah satu emiten yang ditunggu oleh para investor dalam publikasi laporan keuangan full year 2023.

Pasalnya, kinerja anak usaha Telkom Group ini paling atraktif di antara peers group emiten infrastruktur telekomunikasi. MTEL juga menjadi emiten menara paling konsisten mencetak pertumbuhan laba di setiap kuartal sepanjang 2023. Berkat pencapaiannya itu, MTEL masuk ke jajaran indeks saham LQ45.  


Mitratel rencananya baru akan mengumumkan laporan keuangan tahun 2023 pada akhir bulan ini. Pada kinerja 9 bulan hingga September 2023, Mitratel mencatatkan laba Rp1,43 triliun, tumbuh 17% secara year on year. Sementara itu PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan penurunan laba 5,2% jadi Rp2,43 triliun dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencatatkan penurunan laba 8,6% mejadi Rp1,11 triliun.

Lalu bagaimana proyeksi kinerja MTEL untuk full year 2023?

Dalam konsensus Bloomberg, target laba bersih MTEL diprediksi analis dapat mencapai Rp2,05 triliun, tumbuh 17% dari kinerja 2022 yang tercatat Rp1,75 triliun. Total pendapatan yang bisa diraih MTEL pada 2023 diprediksi mencapai Rp8,57 triliun, tumbuh 12,12% secara yoy.


Dalam konsensus yang sama, EBITDA Mitratel diprediksi mencapai Rp6,92 triliun, tumbuh 17% secara yoy. Bila kinerja ini tercapai maka gross margin MTEL diprediksi tumbuh dari 45,6% pada 2022 menjadi 49,07% pada 2023.

Riset terbaru dari MNC Sekuritas memprediksi pendapatan MTEL dapat menembus Rp8,61 triliun atau meningkat 11% secara yoy. Analis MNC Sekuritas Vera mengatakan bisnis sewa menara menyumbang 84% dari total pendapatan dan perkiraan bahwa lini tersebut akan tumbuh 13,5% yoy di 2023. Semnetara itu portofolio fiber optic berpotensi tumbuh agresif sebesar 64,8% yoy di 2023.


“Asumsi kami didukung dengan strategi MTEL yang menjadikan fiberisasi sebagai penggerak bisnis baru dan tonggak sejarah yang agresif, diikuti dengan meningkatnya permintaan MNO untuk menyediakan konektivitas dengan latensi lebih rendah melalui serat optik," kata Vera.

MNC Sekuritas memberikan rekomendasi beli dengan target harga di Rp 880/saham dengan potensi upside sebesar 32,3% dan setara 11,3x EV/EBITDA untuk tahun 2024.


Sementara itu, analis Sinarmas Sekuritas Arief Machrus memprediksi pendapatan MTEL 2023 akan menembus Rp8,33 triliun dengan laba bersih Rp2,58 triliun. "MTEL juga menunjukkan sinergi yang kuat dengan Grup TLKM dan inline dengan peta jalan pertumbuhan yang jelas," ujar Arief.

"Selain itu, dengan 60% portofolio menara MTEL berlokasi di luar Jawa, perusahaan memiliki posisi yang baik untuk meningkatkan peluang kolokasi karena operator jaringan seluler berencana memperluas jangkauan secara nasional," tambah Arief.


Sinarmas berinisiasi memberikan rekomendasi buy untuk saham MTEL dengan target Rp845. "Dengan portofolio aset menara terbesar di Asia Tenggara, MTEL secara efektif memanfaatkan skala ekonomi dan efisiensi operasional per menara, melampaui pesaingnya," kata Arief.

Analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana Putra memproyeksi Mitratel akan menutup 2023 dengan pendapatan Rp8,45 triliun dengan laba bersih mencapai Rp2,01 triliun.


"Kami masih menyukai MTEL karena peluang pertumbuhannya dari tenancy ratio yang masih rendah serta ekspansi dari serat optiknya, sementara pertumbuhannya kinerjanya sejalan dengan perkiraan kami. Namun, kami memperkirakan manajemen akan lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi anorganik, terutama di tengah kondisi suku bunga yang tinggi saat ini," ujar Etta Rusdiana.

Tercatat ada 25 analis yang masuk dalam konsensus Bloomberg untuk saham MTEL. Target harga saham MTEL dalam konsensus adalah Rp896, yang mencerminkan potensi kenaikan 37% dari harga terakhir di Rp655.