EmitenNews.com -  PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2021 masih mencatatkan kerugian senilai Rp 138,95 miliar. Posisi ini turun sangat signifikan dibandingkan rugi di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 1,004 triliun atau berhasil menekan kerugian sebesar Rp865,05 miliar dalam kurun waktu satu tahun.

 

Berdasarkan laporan keuangan emiten properti yang disampaikan kepada BEI, Selasa (9/11/2021) termaktub, pendapatan perusahaan naik menjadi Rp 1,77 triliun atau tumbuh 60,42% dari akhir kuartal ketiga tahun lalu yang senilai Rp 1,10 triliun. Bisnis real estate menjadi kontributor utama penjualan perusahaan yang menyumbang Rp 1,48 triliun pada periode ini. Nilai penjualan ini naik dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 853,70 miliar.

 

Penjualan rumah dan ruko merupakan penjualan terbesar di tahun ini dengan nilai mencapai Rp 1,15 triliun, disusul oleh penjualan tanah senilai Rp 256,60 miliar dan apartemen sebesar Rp 61,73 miliar. Penjualan kios juga terjadi di tahun ini dengan nilai Rp 5,34 miliar, sedangkan penjualan gedung perkantoran turun drastis menjadi Rp 6,56 miliar dari sebelumnya senilai Rp 127,86 miliar.

 

Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 855,21 miliar dari sebelumnya Rp 599,04 miliar. Beban penjualan juga ikut turun naik menjadi Rp 61,64 miliar dari Rp 54,76 miliar. Lalu, beban umum dan administrasi bertambah menjadi Rp 245,49 miliar dari Rp 245,37 miliar. Begitu juga dengan beban bunga dan keuangan lainnya yang naik menjadi Rp 601,32 miliar dari Rp 556,84 miliar.


Kerugian dari selisih nilai kurs pada periode ini juga membaik menjadi senilai Rp 73.32 miliar dari Rp 519,48 miliar. Sedangkan pendapatan bunga turun menjadi Rp 8,67 miliar dari Rp 18,16 miliar. Sehingga nilai rugi per saham juga turun menjadi Rp 7,07 dari sebelumnya rugi Rp 51,10/saham.



Di periode ini, tercatat nilai aset ASRI menjadi sebesar Rp 21,70 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2020 yang senilai Rp 21,23 triliun. Aset lancar tercatat mencapai Rp 3,11 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 18,59 triliun.

 

Pertumbuhan aset ditopang oleh liabilitas yang hingga kuartal III-2021 menjadi Rp 12,45 triliun dari sebelumnya Rp 11,84 triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 3,69 triliun dan liabilitas jangka panjang ditutup di angka Rp 8,77 triliun. Ekuitas perusahaan di akhir September 2021 lalu mencapai Rp 9,24 triliun, naik tipis dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 9,39 triliun.

 

Sedangkan posisi kas dan setara kas akhir periode emiten properti itu tercatat senilai Rp837,33 miliar, posisi saat ini turun jika dibandingkan dengan jumlah di periode sama tahun 2020 sebesar Rp960,30 miliar.