EmitenNews.com - Ashmore Asset Management Indonesia (AMOR) menyudahi tahun fiskal 2022-2023 dengan kinerja investasi kuat. Periode dua belas bulan berakhir pada 30 Juni 2023, Ashmore mencatat dana kelolaan (AuM) turun 2,5 persen ke posisi Rp32,6 triliun dengan kinerja investasi positif Rp1,8 triliun, dan arus keluar bersih Rp2,6 triliun. 


Momentum arus masuk mengalami kenaikan sepanjang tahun dengan arus masuk bersih Rp1,2 triliun pada semester 2. Proses investasi Ashmore memberi kinerja baik untuk para nasabah dengan 64 persen, dan asset under management (AuM) mencatat kinerja di atas indeks acuan untuk performa 12 bulan, dan 98 persen untuk kinerja tiga tahun.


Pendapatan bersih mengalami koreksi 14 persen ke level Rp209 miliar. Itu didorong penurunan rata-rata dana kelolaan 11 persen, dan perubahan struktur produk mendorong ke arah marjin pendapatan lebih rendah 65 bps. Ashmore menurunkan biaya operasional 3 persen terutama melalui penyelarasan remunerasi variabel dengan tingkat AuM, dan pendapatan lebih rendah.


Biaya non-variabel meningkat, mencerminkan kembalinya biaya perjalanan, dan pemasaran lainnya sebelum pandemi untuk menghasilkan aliran AuM di masa depan, terbukti dengan dorongan arus masuk bersih pada semester 2. Ashmore terus mendiversifikasi basis nasabah dengan menambah tiga agen penjualan baru, dan tiga nasabah institusi pada 2023, dan mengalami pertumbuhan pengguna platform digital 30 persen.


Ashmore meluncurkan delapan produk rekening KPD, sebagai respons terhadap perubahan peraturan, dan dua produk Reksadana, dengan fokus berkelanjutan pada diversifikasi rangkaian produk menghasilkan peningkatan rata-rata produk per agen penjualan 20 persen. EBITDA mengalami penurunan 24 persen ke level Rp113 miliar, dan marjin EBITDA Ashmore berada di posisi tinggi 54 persen (FY2022 62 persen).


Laba turun 22 persen dibanding periode tahun sebelumnya ke posisi Rp93 miliar. Perusahaan membayar dividen interim Rp35 miliar (Rp16 per saham) pada Februari 2023 (Februari 2022: dividen interim Rp44 miliar, Rp20 per saham). Perusahaan berencana mendistribusikan 98 persen dari laba bersih tahun ini, konsisten dengan kebijakan dividen minimum 50 persen dari laba bersih perusahaan setiap tahun, dan mengusulkan dividen final Rp25 per saham (FY2022: Rp32,5 per saham) atau Rp55 miliar (FY2022 Rp72 miliar)


Ashmore mempertahankan neraca kuat, dan likuid termasuk kas Rp143 miliar pada 30 Juni 2023, dan terus melakukan seed investment Rp104 miliar untuk mendukung pengembangan produk, dan mendukung pertumbuhan AuM di masa depan. Perusahaan mengakhiri tahun fiskal 2022/2023 dengan profitabilitas cukup tangguh pada FY2023. Itu menunjukkan efektivitas model bisnis dalam mengelola dampak kondisi pasar menantang, sambil terus mendiversifikasi, dan berinvestasi untuk berpartisipasi penuh dalam pertumbuhan masa depan manajemen aset Indonesia. 


Selain diversifikasi rangkaian produk berkelanjutan, Ashmore terus mengembangkan infrastruktur operasi sepanjang tahun untuk memberikan manfaat efisiensi. Filosofi manajemen aktif Ashmore telah memberikan kinerja investasi relatif kuat bagi klien, dengan reksa dana saham andalan perusahaan menghasilkan 5-10 persen alpha selama 12 bulan, dan reksa dana pendapatan tetap berkinerja lebih baik sebesar 2 persen hingga 7 persen.


Ashmore percaya industri manajemen aset Indonesia memiliki potensi pertumbuhan menarik melalui peningkatan partisipasi, dan permintaan akan produk-produk lebih canggih. Para ekonom meramal Indonesia akan mencapai PDB per kapita USD5.000 pada 2023, biasanya menunjukkan peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan, dapat mengalir ke konsumsi, dan investasi. Ashmore mempunyai posisi baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan Indonesia, dan menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham,” tutur Ronaldus Gandahusada, Presiden Direktur Ashmore Asset Management Indonesia. (*)