EmitenNews.com - Indonesia dan sejumlah negara anggota G20 terus berupaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yang komprehensif, termasuk di sektor industri. Hal ini tercermin dari hasil pertemuan bilateral pada Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) dalam rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia di Bali.


Salah satu pertemuan bilateral tersebut adalah antara Delegasi Indonesia yang diwakili Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan U.S Trade Representative, Ambassador Katherine Tai yang mewakili Pemerintah Amerika Serikat.


Kedua belah pihak berkomitmen terus mendorong peningkatan kerja sama melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). Kerangka kerja sama IPEF dinilai dapat menjadi respons yang tepat dalam merespon kondisi dan dinamika global saat ini, di mana semua negara harus mengedepankan kerja sama yang lebih erat di dalam menciptakan keseimbangan, kemakmuran, dan pembangunan yang berkeadilan, terutama di kawasan Indo-Pacific.


“Menindak lanjuti apa yang sudah disepakati pada IPEF Ministerial Meeting di Los Angeles beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia menyampaikan kesiapan dan menegaskan komitmennya untuk mengikuti seluruh Pilar IPEF,” kata Menko Airlangga di Bali, Kamis (22/9).


Hal tersebut disambut positif oleh Ambassador Tai, dan menyampaikan terima kasih serta apresiasi yang tinggi atas engagement dan keterlibatan Indonesia yang serius dan terbuka, guna mendorong hasil konkret dari kerja sama di IPEF.


“Berbagai tantangan yang dihadapi saat ini, diharapkan akan menjadi kesempatan dan peluang dalam membangun kerja sama multilateral yang lebih baik, dan mampu berkontribusi besar dalam menyelesaikan berbagai permasalahan global,” ujarnya.


Menperin mengemukakan, terdapat beberapa potensi kerja sama di sektor industri yang perlu direalisasikan. Misalnya memacu investasi di sektor industri semikonduktor. Sebab, ada produsen semikonduktor yang cukup besar berlokasi di AS, antara lain Intel, Micron Technology, Qualcomm, Broadcom, Texas Instruments, dan NVIDIA.


“Indonesia memiliki sumber daya bahan baku seperti pasir silika yang melimpah di beberapa wilayah Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Investasi yang akan hadir nanti diharapkan dapat memperkuat rantai nilai di sektor-sektor industri lainnya, seperti otomotif, komunikasi, dan elektronik,” papar Agus.


Kementerian Perindustrian telah menyusun peta jalan jangka menengah (tahun 2022-2030) untuk pengembangan industri semikonduktor di Indonesia. “Untuk mendukung langkah tersebut, pemerintah akan memberikan sejumlah insentif kepada investor industri semikonduktor,” imbuhnya.


Investasi AS di Indonesia selama tahun 2021 mencapai USD2,54 miliar yang terdiri dari 824 proyek. Sementara itu, total perdagangan nonmigas Indonesia dengan AS pada 2021 sebesar USD37 miliar, naik 36% dibanding tahun 2020. Berikutnya, total perdagangan Indonesia-AS sepanjang Januari-Juni 2022 sekitar USD20,3 miliar, meningkat 19% dari periode yang sama tahun 2021.(fj)