EmitenNews.com - PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025 mencatatkan laba bersih mencapai Rp2,19 triliun atau tergerus 4,4% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai sebesar Rp2,30 triliun.

Sehingga Laba per saham dasar Bank Panin tercatat Rp87,98 per saham, turun dari Rp90,83 per saham tahun sebelumnya.

Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan Senin (27/10) disebutkan total ekuitas meningkat 3,2% menjadi Rp57,88 triliun, dibandingkan Rp56,07 triliun pada akhir 2024. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kenaikan saldo laba tidak ditentukan penggunaannya menjadi Rp40,64 triliun, naik 2,9% dari Rp39,49 triliun.

Di sisi lain, total liabilitas menurun 12,3% menjadi Rp154,56 triliun dari sebelumnya Rp176,22 triliun. Penurunan terutama terjadi pada akun efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) yang susut signifikan menjadi Rp145,7 miliar dari Rp21,18 triliun.

Dari sisi neraca, total aset Bank Panin tumbuh 7,6% menjadi Rp243,96 triliun per 30 September 2025, dibandingkan posisi akhir 2024 sebesar Rp226,64 triliun.

Peningkatan aset terutama berasal dari kenaikan surat berharga yang mencapai Rp47,76 triliun, serta penempatan dana di Bank Indonesia yang naik menjadi Rp10,97 triliun dari Rp9,29 triliun.

Sementara itu, total ekuitas meningkat 3,2% menjadi Rp57,88 triliun, dibandingkan Rp56,07 triliun pada akhir 2024. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kenaikan saldo laba tidak ditentukan penggunaannya menjadi Rp40,64 triliun, naik 2,9% dari Rp39,49 triliun.

Di sisi lain, total liabilitas Bank Panin menurun 12,3% menjadi Rp154,56 triliun dari sebelumnya Rp176,22 triliun. Penurunan terutama terjadi pada akun efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) yang susut signifikan menjadi Rp145,7 miliar dari Rp21,18 triliun.

Presiden Direktur PaninBank, Herwidayatmo mengatakan dalam rilisnya mengungkapkan Laba bersih terkoreksi  4,37% menjadi Rp. 2,19 triliun, karena pada tahun 2025 PaninBank meningkatkan pencadangan untuk mengantisipasi penurunan kualitas portfolio kredit dengan membukukan biaya cadangan sebesar Rp. 1,22 triliun, atau naik 35,12% dibanding periode yang sama tahun lalu 2024..

Total kredit sebesar Rp. 141,99 triliun, mengalami penurunan sebesar 4,72% terutama disebabkan permintaan kredit yang belum kuat dan masih dipengaruhi oleh sikap wait and see pelaku usaha, serta suku bunga kredit yang relatif masih tinggi.

PaninBank terus berusaha meningkatkan CASA dengan mendorong pertumbuhan Tabungan dan Giro melalui Program berhadiah Panin Super Bonanza yang sangat diminati oleh masyarakat. .

PaninBank juga terus memperkuat permodalan yang kini telah mencapai Rp. 54,14 triliun dengan CAR yang juga meningkat menjadi 37,47% dibanding periode yang sama tahun 2024 sebesar 34,08%. Loan to Deposit Ratio (LDR) sangat konservatif sebesar 88,97% per 30 September 2025.