EmitenNews.com—PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menargetkan pertumbuhan laba bersih Tahun Buku 2023 berkisar 8-10 persen dibanding capaian di 2022 yang sebesar Rp3,04 triliun.

 

Menurut Direktur Utama BBTN, Nixon LP Napitupulu, untuk tahun ini perseroan menetapkan beberapa target kinerja keuangan, antara lain kredit dan pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK) dan laba bersih masing-masing bertumbuh sekitar 8-10 persen, serta rasio kredit bermasalah (NPL) gross berkisar 3,2-3 persen.

 

"Untuk mencapai target tersebut, perseroan telah menetapkan arah Kebijakan umum, yakni 'Perluasan Bisnis Berbasis Ekosistem Perumahan' di antaranya dengan mengoptimalkan kontribusi pada program KPR Subsidi dan meningkatkan KPR Non-subsidi," kata Nixon usai pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BBTN Tahun Buku 2022 di Jakarta, Kamis (16/3).

 

Dia mengatakan, perluasan bisnis tersebut akan dilakukan melalui kerjasama developer, agen properti, mengembangkan skema KPR yang menyasar generasi milenial. Kemudian, meningkatkan kredit high yield (KRING, KAR, KUR) beyond mortgage melalui cross selling kepada nasabah captive.

 

Seperti diinformasikan sebelumnya, salah satu keputusan RUPST BBTN hari ini telah menyetujui penggunaan laba bersih Tahun Buku 2022 yang sebesar Rp3,04 triliun.

Menurut Nixon, sebesar 20 persen dari laba bersih atau sebesar Rp609 miliar ditetapkan sebagai dividen, sehingga para pemegang saham akan menerima dividen sebesar Rp43,39 per saham.

 

"RUPST Bank BTN memutuskan penggunaan laba bersih tahun buku 2022 akan dipergunakan sebesar 20 persen sebagai dividen dan sebesar 80 persen ditetapkan sebagai laba ditahan," ujar Nixon.

 

Pada RUPST hari ini terdapat sembilan agenda rapat untuk mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham. Pada agenda rapat kelima, para pemegang saham menyetujui rencana resolusi (resolution plan) BBTN.

 

Perseroan juga melaporkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) atas Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II-2022 dan PM-HMETD II alias rights issue. BBTN juga mendapatkan persetujuan perubahan Anggaran Dasar perseroan, perubahan susunan dan penetapan remunerasi Dewan Pengawas Syariah UUS, serta perubahan susunan pengurus BBTN.