EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai regulator di pasar modal Indonesia telah meminta penjelasan mengenai shareholder loan yang diberikan oleh BUMN Telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), 


Latar belakang pemberian Shareholder loan kepada Telkomsat adalah rencana investasi Satelit HTS (High Through put Satellite). Dana shareholder loan akan dipergunakan Telkomsat untuk membiayai sebagian dari keseluruhan kebutuhan pendanaan untuk investasi satelit tersebut. Shareholder loan kepada Telkomsat memiliki tenor selama 7 tahun dengan grace period 3 (tahun) dan bunga sebesar JIBOR 3 bulan + 2,5%, kata Andi Setiawan Investor Relation Telkom (TLKM) pada laman BEI, Kamis (20/1/2022).


Pertimbangan Telkomsat tidak menggunakan pendanaan dari pihak ketiga seperti perbankan karena sebagian dari total kebutuhan pendanaan investasi satelit direncanakan juga akan dipenuhi melalui pinjaman dari eksternal. Atas pertimbangan efektivitas proses pendanaan, maka kebutuhan pembiayaan pada tahapan awal dipenuhi dengan shareholder loan. 


Mengingat proses pengadaan satelit HTS dari tahap pembangunan sampai dengan menduduki posisinya membutuhkan waktu lebih dari 2 tahun, maka pada tahun 2022 belum ada kontribusi yang diharapkan dari investasi satelit tersebut. Adapun value yang dapat diberikan Telkomsat kepada Perseroan pada tahun 2022 melalui: 1. Sinergi operasi pemenuhan kebutuhan bandwith dari satelit eksisting. 2. Kontribusi kinerja Telkomsat terhadap konsolidasi. 3. Dividen dari hasil usaha eksisting. 


Sedangkan terkait dengan pengambilalihan saham PT Sigma Tata Sadaya (STS) oleh Perseroan, BEI juga meminta penjelasan dari TLKM. Andi menjawab Bahwa latar belakang pengambilalihan STS menjadi entitas anak dengan kepemilikan langsung mengingat sebelumnya STS sudah merupakan entitas anak Perseroan secara tidak langsung melalui PT Multimedia Nusantara dan PT Sigma Cipta Caraka. 


Telkom berencana melakukan konsolidasi aset Data Center ke dalam satu entitas untuk memaksimalkan value bisnis Data Center. Selanjutnya Telkom melakukan kajian dan memandang bahwa Anak Perusahaan yang tepat untuk dijadikan entitas Data Center Company (DC Co) adalah STS yang merupakan Anak Perusahaan TelkomSigma. 


Pemegang saham STS sebelum transaksi pengambilalihan yaitu TelkomSigma 100%, setelah transaksi pengambilalihan pemegang saham STS yaitu Telkom 99,96% dan TelkomSigma 0,04%. 


Kepengurusan STS saat ini Direktur Andreuw TH.AF. Data Keuangan STS untuk periode terkini yaitu Aset sebesar Rp2.106,54 Miliar, Liabilitas sebesar Rp320 ribu, dan Ekuitas sebesar Rp2.106,54 Miliar. STS belum mencatatkan pendapatan dan laba bersih mengingat STS belum memasuki tahap komersialisasi. 


Sesuai dengan UU Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007 pasal 34 ayat 2 dijelaskan bahwa dalam hal penyetoran modal saham dilakukan dalam bentuk lain (inbreng aset) penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan Perseroan. 


STS sebagai entitas pengelola bisnis data center TelkomGroup nantinya memiliki kapabilitas yang dapat membangun ekosistem dalam bisnis data center sehingga diharapkan dapat menjadi market leader di industrinya. 


Terkait Progress perkembangan proyek Hyperscale Data Center sampai dengan saat ini. Hyperscale Data Center saat ini masih dalam tahap penyelesaian Tahap I dan direncanakan beroperasi pada awal Q2 2022. 


Konsolidasi bisnis data center TelkomGroup akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama akan dilakukan konsolidasi untuk aset-aset data center TelkomGroup yang berada di wilayah domestik yang dapat dialihkan ke STS. Selanjutnya akan dilakukan kajian lebih lanjut terkait konsolidasi aset data center TelkomGroup yang berada di regional. 


BEI juga meminta penjelasan mengenai pendirian PT Telkomsel Ekosistem Digital (TED) oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dengan PT Telkomsel Mitra Inovasi (TMI). Untuk hal itu manajemen TLKM menjelaskan sejalan dengan strategi Telkomsel, pembentukan TED merupakan upaya untuk dapat meningkatkan value secara maksimal dari bisnis digital Telkomsel. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan perusahaan untuk terus mengembangkan bisnis baru yang sejalan (aligned) dengan core business dari Telkomsel, dan diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan Telkomsel dengan menangkap peluang di bisnis digital yang sedang bertumbuh dengan pesat di Indonesia. 


Untuk pengalihan Kontrak Usaha Patungan (Joint Venture Agreement) dari Telkomsel kepada TED, TLKM mengklaim Usaha Patungan tersebut merupakan bagian dari struktur bisnis dimana TED sebagai DigiCo diposisikan menjadi perusahan holding dari perusahaan-perusahaan digital Telkomsel. Penandatanganan Joint Venture Agreement dilakukan oleh Telkomsel sebagai pihak inisiator dan dialihkan ke TED sebagai bentuk orkestrasi bisnis digital ke struktur DigiCo. Dengan mengalihkan usaha patungan kepada TED diharapkan sinergi antara perusahaan digital dan Telkomsel di dalam DigiCo (TED) dapat diwujudkan secara maksimal sesuai tujuan pendirian TED. Dengan struktur tersebut, Telkomsel juga akan lebih mudah dalam mencari partner yang tepat sesuai kebutuhan DigiCo (TED). 


"Jenis kegiatan operasional dari Joint Venture Agreement adalah perusahaan sebagai, antara lain, web portal/digital platform untuk commercial purpose (games) dan games development," tegas Andi.


Sedangkan mengapa pengalihan Joint Venture Agreement kepada TED hanya sebagian tidak secara keseluruhan?. Telkom mengatakan kontrak usaha Patungan (Joint Venture Agreement) (JVA) dialihkan secara keseluruhan dari Telkomsel kepada TED, yang tercermin saat pendirian Perusahaan Usaha Patungan (Perusahaan JV). 


Saat ini TED belum memiliki operating company yang beroperasi secara komersial sehingga diperlukan waktu lebih panjang untuk memperkirakan kontribusi dari TED. Pendirian perusahaan baru tersebut adalah dalam rangka untuk menumbuhkan bisnis digital Telkom ke depan sebagai new growth engines. Sedangkan konsolidasi bisnis seperti Data Center dilakukan dalam rangka memaksimalkan value dari bisnis Data Center di TelkomGroup.