EmitenNews.com - Investor saham aktif yang di dominasi kalangan generasi baru mulai meninggalkan efek bersifat ekuitas dalam daftar LQ45 atau 45 saham dengan nilai kapitalisasi  tertinggi di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu terlihat prilaku investor generasi baru yang semakin aktif bertransaksi.

 

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fauzi, mengungkapkan pada tahun 2021 telah terjadi fenomena baru pada perilaku investor generasi baru di perdagangan bursa. Pemain saham generasi baru itu dengan makin aktif bertransaksi pada saham saham di luar daftar LQ45.

 

Hasan menambahkan, pelaku pasar aktit yang didominasi oleh generasi milenial dengan sudut pandang investasi lebih panjang terlihat lebih berani memilih sektior sektor gaya hidup dan keseharian. Adapun sektor yang dia maksud itu adalah sektor teknologi dan solusi digital.

 

Sekarang nilai rata rata transaksi harian bursa Rp13,4 triliun atau meningkat 46 persen secara tahunan dibanding tahun 2020 yang sebesar Rp9 triliun. Selain, ada yang menarik nilai transaksi di luar saham LQ45 lebih dominan atau diatas nilai transaksi LQ45,” jelas Hasan dalam paparan akhir tahun secara virtual, Kamis(30/12/2021).

 

“Belakangan pelaku pasar kalangan milenial lebih memilih saham saham digital bank dan saham unicorn ( Bukalapak). Selain itu, pelaku pasar generasi baru juga lebih melirik saham saham  perusahaan yang menjalankan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) atau investor ramah lingkungan”, kata dia.

 

Kedepan tren ini, saya pikir akan kembali mengkonfirmasi hal hal itu (Red- Investor lebih memilih bertransaksi saham saham selain LQ-45), ujar Hasan.

 

Menariknya lagi, kata Hasan, investor ritel dalam negeri yang umumnya datang dari generasi baru telah menyumbang 56,6 persen dari total nilai rata rata transaksi harian sebesar Rp13,4 triliun per akhir November 2021.

 

“Ini untuk pertama kali terjadi, mudah mudahan akan menjadi akan menjadikan pasar modal lebih tahan dalam kondisi gejolak ekonomi sesaat. Karena investor ritel dalam negeri lebih dominan bertransaksi,” pungkas dia.