BEI Telisik Lapkeu MEJA & Aksi Akuisisi oleh Triple B

Manajemen MEJA ketika mencatatkan sahamnya di BEI.
EmitenNews.com - PT Harta Djaya Karya Tbk. (MEJA) memberikan klarifikasi resmi atas permintaan penjelasan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait sejumlah perubahan dalam laporan keuangan semester I-2025, terutama mengenai kenaikan beban jasa profesional dan gaji karyawan, serta rencana pengembangan perusahaan setelah rencana pengambilalihan oleh Triple B.
Dalam surat tanggapan tersebut, manajemen menjelaskan bahwa kenaikan biaya jasa profesional pada periode tersebut disebabkan oleh pembayaran tahunan kepada KSEI, OJK, dan Bursa, termasuk denda keterlambatan tanggapan.
Selain itu, terdapat biaya jasa notaris dan konsultan hukum untuk legalisasi dokumen kerja sama proyek, biaya konsultan pelaporan LKPM, investor relation, serta biaya Biro Administrasi Efek (BAE).
“Pada tahun 2024 beberapa dokumen perjanjian belum dilegalisasi secara optimal, sehingga tahun ini Perseroan melakukan perbaikan untuk memastikan seluruh perjanjian memiliki kekuatan hukum yang memadai,” jelas Direktur Utama Richie Adrian Hartanto S dalam keterangan resmi, Rabu(15/10/2025).
Total nilai jasa profesional yang disepakati dengan seluruh penyedia layanan tersebut mencapai Rp1,08 miliar, dan seluruh pembayaran telah diselesaikan tanpa kewajiban tersisa.
Perseroan juga menjelaskan kenaikan beban gaji dan tunjangan sebesar Rp914 juta atau 37,13% disebabkan oleh penyesuaian rata-rata gaji karyawan sekitar 10% dan penambahan personel baru di beberapa posisi strategis seperti supervisor proyek, tim K3, Sales & Marketing, dan Digital Marketing.
Langkah tersebut dilakukan untuk mendukung peningkatan volume proyek dan memperkuat aktivitas pemasaran. Per 30 Juni 2025, jumlah karyawan mencapai 64 orang.
Menariknya, laporan keuangan menunjukkan pembayaran kas kepada pemasok turun signifikan menjadi Rp9,05 miliar, atau anjlok 79,4% dibanding tahun sebelumnya. Namun, arus kas operasi tetap positif.
Manajemen menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena sebagian besar beban pokok pendapatan tahun 2025 berasal dari reklasifikasi uang muka kepada subkontraktor yang sudah dibayarkan pada 2024, sehingga tidak mencerminkan arus kas keluar tahun berjalan.
Selain itu, pembayaran kepada pemasok juga dilakukan secara bertahap sesuai progres pekerjaan, yang membuat utang usaha tetap stabil.
Dalam laporan keuangannya, MEJA juga mencatat investasi masing-masing senilai Rp4,8 miliar pada tiga entitas, yakni PT Semitra Vana Persada, PT Anagatha Djaya Artha, dan PT Niat Djadi Atlet. Seluruh bukti dan akta penyetoran modal telah disampaikan ke Bursa melalui form E074.
Terkait rencana pengambilalihan oleh Triple B, manajemen menyebut aksi tersebut merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi keuangan dan mempercepat pertumbuhan bisnis.
Dijelaskan perseroan tengah menyiapkan empat fokus utama pengembangan pasca-akuisisi, Perluasan segmen pasar dan klien, termasuk korporasi, komersial, dan proyek pemerintah.
Inovasi dan digitalisasi layanan guna meningkatkan efisiensi dan kualitas desain interior, Penguatan modal dan kapasitas produksi berkat dukungan pendanaan dari Triple B, Peningkatan kompetensi SDM dan tata kelola perusahaan (GCG) untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan.
“Dengan dukungan Triple B, Perseroan optimistis dapat berkembang menjadi perusahaan konstruksi interior yang lebih besar, kompetitif, dan memberi nilai tambah bagi investor,” ujar Richie.
Sebagai informasi, sebelumnya, pada 18 September 2025 lalu, Triple B mengumumkan akan mencaplok 45 persen saham Harta Djaya. Proses akuisisi tersebut diklaim sebagai bagian dari strategi investasi, dan rencana pengembangan usaha Triple B bersama investor-investor lain.
Pengambilalihan oleh Bisnis Berkay Bersama dan Triple Berkah Bersama (Triple B). Jika rencana akuisisi tuntas, Triple B akan melaksanakan hal-hal yang telah ditentukan peraturan Otoritas Jasa keuangan (POJK) seperti pelaksanaan Mandatory Tender Offer (MTO). ”Dan, perseroan berkomitmen tetap menjadi perusahaan terbuka,” tegas manajemen.
Related News

Direktur TPIA Kembali Cicil Beli Saham Harga Atas, Ini Tujuannya

Rudy Johansen Mundur dari Kursi Komisaris BTPR , Kenapa?

Petrosea (PTRO) Ungkap Aksi Baru

BATA Beber Fokus Jadi Peritel Sepatu dan Fesyen

Direktur Woori Finance (BPFI) Hady Sutiono Mundur!

Unilever (UNVR) Angkat Eks Petinggi MAPI Jadi Direktur Baru