EmitenNews.com – Terjadi pelemahan yang cukup dalam pada IHSG kemarin tepatnya sejak diumumkannya operasi militer oleh Rusia ke Ukraina, IHSG ditutup di level 6817,82 (-1,48%). Perang yang dideklarasi Rusia kepada Ukraina membuat pergerakan pasar berfluktuasi karena ditakutkan akan berpengaruh terhadap harga komoditas yang nantinya akan membuat inflasi semakin tidak terkontrol. 


Beberapa saham masih dapat ditutup hijau seperti sektor energi karena kenaikan harga komoditas diharapkan mampu mendorong kinerja beberapa emiten tersebut, khususnya di sektor minyak dan gas. Beberapa sektor yang mengalami pelemahan diantaranya adalah sektor transportasi (-4,93%), sektor keuangan (-2,42%), sektor konsumen non-primer (-2,25%). Investor asing terlihat membukukan net buy sebesar Rp 821,07 miliar dengan saham-saham yang paling banyak dikumpulkan adalah: BBNI, BBCA, PTBA.


"Pergerakan candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk pullback dari posisi tertingginya, hal ini merupakan sinyal sell. Saat ini, support yang dapat menopang IHSG berada di level 6754. Beberapa saham yang memiliki potensi kenaikan yaitu: ANTM, HRUM, ITMG, ASII, ADRO, MDKA, INDY, INCO, TINS, PGAS, ESSA, TAPG, LSIP," kata Alwin Rusli Research Analyst Reliance Sekuritas, Jumat (25/2/2022).


Kemudian dari bursa AS, rebound terjadi setelah mengalami pelemahan pada saat pembukaan bursa. Para investor merespon positif setelah presiden Joe Biden angkat bicara mengenai apa yang terjadi dengan perang Rusia - Ukraina. Presiden AS ini mengambil Langkah yang cukup serius untuk memberi sanksi kepada Rusia terkait dengan pembatasan transaksi mata uang Rubel Rusia dengan mata uang negara lain.


Dari bursa Kawasan Asia ditransaksikan di zona hijau yang cukup kuat pada pagi hari ini, Nikkei menguat 1,4%, dan Kospi pun juga menguat 1,4% pada saat laporan ini ditulis. 


Sementara itu dari dalam negeri, IHSG pada hari ini diprediksikan akan mengalami penguatan dalam jangka waktu yang tidak panjang, menyusul penguatan yang terjadi pada bursa AS dan Kawasan Asia. Ancaman peningkatan harga komoditas dapat menjadi pedang bermata dua bagi Indonesia maupun negara-negara lainnya. IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang 6660 – 7000.