BMRI Mau Ganti Pengurus, Sahamnya Bakal Cerah?

Gedung kantor Pusat Bank Mandiri
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat tertekan pada akhir Juni hingga awal Juli kemarin, akhirnya mulai menunjukkan tajinya kembali. Pada perdagangan Jumat (11/7) kemarin, indeks yang menjadi rujukan kondisi pasar modal Indonesia itu, ditutup naik 0,60% ke posisi 7.0747,43. Kembali menguatnya indeks ke level psikologis tersebut sebagai akumulasi kenaikan dalam lima hari beruntun sebesar 2,6%.
Investor asing terpantau kembali masuk lagi ke bursa saham Indonesia, setelah Jumat kemarin mencatat aksi beli bersih senilai Rp 459,14 miliar di seluruh pasar. Ada tiga saham utama yang diburu asing pada akhir pekan lalu, yakni: saham Bank Mandiri (BMRI) menjadi saham paling banyak dibeli investor asing dengan net buy senilai Rp 436,3 miliar. Selanjutnya asing memborong anak usaha BMRI yaitu Bank Syariah Indonesia (BRIS) senilai Rp 73,6 miliar, serta saham Bank Negara Indonesia (BBNI) dengan net buy sebesar Rp 71,6 miliar.
Tak pelak, aksi borong saham Himbara secara massif oleh asing tersebut, mendorong kenaikan saham BMRI yang dalam sepekan terakhir naik sebesar 4,85% dan ditutup pada level 4.970 pekan lalu. Kembalinya investor asing ke bursa tanah air dengan memborong saham bank Himbara, kendati masih memungkinkan terjadinya aksi profit taking oleh mereka, dinilai sejumlah pengamat pasar modal tak lepas dari solidnya fundamental kinerja Bank Mandiri.
Analis saham dari KB Valbury Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi dalam risetnya mempertahankan rekomendasi buy untuk saham BMRI. Target harga saham BMRI berbasis gordon growth model (GGM) sebesar Rp 6.240. Target harga tersebut setara dengan estimasi P/B 2025 sebesar 1,9 kali. Saat ini, saham BMRI diperdagangkan pada estimasi P/B 2025 sebesar 1,5 kali, sedikit di atas rata-rata standar deviasi (SD) -1 historis yang mencapai 1,4 kali.
Kinerja Bank Mandiri yang pada Mei 2025 kemarin mampu mencetak lonjakan laba bersih (bank only) sebesar 29,9% yoy. Pencapaian laba bersih tersebut masih sejalan dengan proyeksi, yakni 35%/32,2% (konsensus) dibandingkan 35,5% target tahunan, tulis Akhmad Nurcahyadi dalam risetnya. Menurut dia, pertumbuhan kredit Bank Mandiri tergolong solid, melampaui rata-rata industri perbankan dan panduan manajemen, dengan peningkatan sebesar 13,2% yoy. Adapun KB Valbury Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan kredit Bank Mandiri tahun ini sebesar 10,4% yoy.
Optimisme serupa juga disampaikan Analis Pasar Modal dari PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo Adi Joe yang melihat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri sebesar 8,5% yoy, jauh di atas rata-rata industri, meskipun sebagian ditopang oleh biaya dana yang tinggi. Dia berharap, manajemen BMRI dapat meningkatkan porsi dana murah (CASA), sebagai kunci untuk menjaga tren NIM BMRI yang lebih baik.
Kiswoyo menilai, rencana pergantian pengurus Bank Mandiri yang akan dilakukan pada RUPSLB Agustus 2025, tidak akan berdampak negative, baik terhadap kinerja perusahaan maupun saham BMRI. Hal itu disebabkan oleh kemampuan bank tersebut dalam menciptakan kader bankir terbaik di Indonesia. “Hal itu sudah teruji, saat perekonomian Indonesia terpukul oleh kasus Covid19, dan kejadian negative makro lainnya, kinerja BMRI tetap solid, bahkan masih mampu mencatat pertumbuhan laba serta dapat mengelola potensi kredit macet dengan optimal,” ucapnya
Untuk mendukung ekspansi kredit tahun ini, Kiswoyo melihat pentingnya BMRI memperhatikan likuiditas. Sehingga, rasio penyaluran kredit berbanding simpanan alias loan to deposit ratio (LDR) BMRI dapat terjaga di level optimal. "Saya perkirakan saham sektor perbankan, masih akan terus meningkat. Terutama saham BMRI masih ada potensi bertumbuh hingga Rp 7.200 per saham sampai akhir 2025,” tutup Kiswoyo.
Pada perdagangan hari ini Senin (14/7) saham BMRI turun Rp240 atau melemah 4,83% menjadi Rp4.730 per lembar saham.
Related News

Direktur IMPC Koleksi Saham Harga Rp300 per lembar

Kejutan! BlackRock & Vanguard Masuk Saham BBRI Bareng JP Morgan

WIR Asia (WIRG) Sisakan Dana IPO di Bank CIMB Niaga, Bunga 2,5 Persen

KJEN Catat Laba Anjlok 73,8 Persen Sisa Rp157 Juta di Semester I-2025

Salim Grup Lego 160 Juta Saham AMMN via Broker Boy Thohir

Grup Djarum (SUPR) Rilis Transaksi Jumbo Rp1,5T