Pertumbuhan tersebut banyak didorong oleh akselerasi kanal digital, khususnya aplikasi wondr by BNI, yang mencatat lonjakan pengguna dari 2,8 juta pada September 2024 menjadi 10,5 juta pengguna per September 2025. Nilai transaksi wondr by BNI mencapai Rp783 triliun, dengan 866 juta transaksi tercatat sepanjang periode yang sama.

Selain itu, kanal BNIdirect untuk segmen korporasi mencatat nilai transaksi Rp8.080 triliun, tumbuh 26,7% YoY, dan volume transaksi naik 14,8% menjadi 1.061 juta. Pertumbuhan ini turut memperkuat pendapatan berbasis komisi (fee income) yang berkelanjutan.

"Strategi digital transaction banking yang agresif mendorong pertumbuhan CASA yang lebih sustain dan fee income yang konsisten. Kami melihat ini sebagai awal dari fase pemulihan biaya dana yang lebih sehat dan berkelanjutan," jelas Abu.

Komitmen Keuangan Berkelanjutan

BNI juga terus memperkuat posisi sebagai pelopor keuangan berkelanjutan di Indonesia. Melalui penerbitan Sustainability Bond, BNI menyalurkan pembiayaan ke berbagai proyek ramah lingkungan, termasuk energi terbarukan dan efisiensi energi serta pembiayaan sosial ekonomi UMKM.

Direktur Risk Management BNI David Pirzada menjelaskan bahwa langkah ini menjadi bukti komitmen BNI dalam mempercepat transisi menuju ekonomi hijau.

"Seluruh dana hasil penerbitan Sustainability Bond dialokasikan untuk proyek-proyek hijau yang memenuhi kriteria lingkungan. Kami ingin memastikan pembiayaan tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan," katanya.

Hingga akhir September 2025, portofolio berkelanjutan BNI mencapai Rp192,4 triliun atau 24% dari total kredit, terdiri dari pembiayaan sosial-ekonomi dan pembiayaan hijau.

Dengan berbagai inisiatif tersebut, BNI membukukan laba bersih konsolidasi Rp15,12 triliun hingga akhir September 2025. Capaian ini menunjukkan efektivitas strategi transformasi dan kemampuan BNI menjaga profitabilitas jangka panjang melalui tata kelola yang prudent.

"BNI akan terus memperkuat fundamental bisnis, memperluas ekosistem digital, dan menjadi motor penggerak keuangan berkelanjutan di Indonesia," tutup David. (*)