EmitenNews.com - Bank Raya Indonesia (AGRO) menyiapkan dana sekitar Rp60 miliar. Perkiraan biaya buyback mencakup biaya komisi perantara, dan biaya lainnya mencapai 1,61 persen dari perkiraan nilai buyback, apabila dilaksanakan secara keseluruhan. 

Pelaksanaan buyback, dan jumlah keseluruhan treasury stock milik perseroan tidak akan melebihi 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dalam perseroan. Jumlah saham free float perseroan tidak akan lebih rendah dari 7,5 persen dari jumlah saham tercatat.

Perseroan akan menggunakan kas internal untuk buyback. Berdasar sumber dana itu, aset dan ekuitas akan menurun maksimal sejumlah perkiraan nilai buyback. Pelaksanaan buyback tidak akan menyebabkan kekayaan bersih perseroan lebih kecil dari jumlah modal ditempatkan ditambah cadangan wajib telah disisihkan, termasuk dari sisi pendapatan maupun biaya operasional.

Pelaksanaan pembelian kembali saham dilatari upaya untuk meningkatkan engagement, dan ownership pekerja atas perseroan. Program itu, diimplementasikan dalam bentuk program kepemilikan saham manajemen, dan pekerja, bagian dari keseluruhan skema remunerasi bersifat variabel. Sehingga pekerja berkontribusi lebih optimal terhadap target perseroan. 

Selain pekerja, program kepemilikan saham itu, direncanakan dapat diperuntukkan bagi direksi, dan dewan komisaris kecuali komisaris independen. Selain itu, program buyback juga dilandasi keyakinan manajemen akan kinerja, dan prospek kinerja perusahaan ke depan terus membaik, sehingga dapat memberikan value kepada stakeholders.

Buyback diyakini tidak akan berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha perseroan. Dalam hal ini, modal kerja, cash flow, dan Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan cukup untuk pembiayaan buyback bersamaan dengan kegiatan usaha perseroan. (*)