EmitenNews.com–Emiten anyar yang baru saja mendarat di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) menargetkan kinerja yang jauh lebih baik di 2022 dari tahun sebelumnya hingga 3 kali lipat.


Dalam paparannya kepada media, Direktur Utama COAL Donny Janson Manua mengatakan jadi kalau target produksi tahun ini kita rencananya antara 800 ribu sampai 900 ribu metrik ton dan harapannya bisa terjual semua pada tahun ini.


Jumlah tersebut menurut Donny lebih tinggi dari total produksi tahun 2021 kira-kira itu 3 kali lipat dari tahun lalu atau 300 persen, tahun lalu produksi 260 ribu ton


Untuk bisa mendukung pertumbuhan target produksi itu, perseroan pada awal tahun 2022 ini sudah mendatangkan unit alat baru agar bisa mendukung target tersebut melalui peningkatan produksi.


Terkait dengan penjualan batubara hasil produksi Black Diamond (COAL) sendiri saat ini tetap mengikuti arahan dari pemerintah. Dengan porsi untuk ekspor dan juga memenuhi DMO, komposisinya 75 persen untuk ekspor dan 25 persen untuk domestik.


Porsi ekspor dari COAL saat ini di tuju ke negara seperti Vietnam, China, dan Bangladesh. Dari beberapa negara itu porsi paling besar diserap oleh China yakni 50 persen.


Sedangkan hingga semester I 2022 perseroan telah memproduksi sekitar 200 ribu ton batu bara.  Terkait selisih dengan target tahun ini yang mencapai 900 ribu ton. Edward Manurung Direktur Keuangan COAL mengatakan, biasanya kalau mining itu dipengaruhi oleh cuaca dimana pada semester pertama masih banyak hujan dan semester kedua lebih kering sehingga kita bisa mengejar target produksi dan kami sangat optimis untuk target tahun ini.


Profit tahun lalu yang dicatat oleh COAL Rp27 miliar dan tahun ini diperkirakan bakal mencapai 3 kali lipatnya. Sedangkan untuk semester I tahun ini saja COAL telah mencatat profit Rp83 miliar. Hal ini didorong oleh volume penjualan yang lebih tingging dan selling pricenya yang juga tinggi, hal lainnya adalah tahun ini perseroan telah merealisasikan penjualan yang lebih dominan untuk ekspor dan tahun lalu masih dominan untuk domestik. Adapun untuk harga jual batubara tahun ini USD119 per ton dan pada tahun lalu hanya USD56 per ton.


Total belanja modal atau capital expenditure (CAPEX) senilai Rp40 miliar dan realisasi hingga semester I sudah mencapai Rp35 miliar yang akan direalisasikan untuk pembangunan hauling road atau saran infrastruktur dari tambang ke jeti.


Saat ini luas konsesi lahan tamang yang dimiliki oleh COAL 4.883 hektar dan yang sudah dieksplorasi baru sedikit sekitar seperempat dari total lahan konsesi. Perseroan saat ini berencana menambah luas eksplorasi untuk memberikan tambahan cadangan batubara.


“Batubara hasil produksi tambang Black Diamond Resources masuk kategori middle high dengan kadar kalori 5.500 kCal/kg. Sedangkan untuk izin konsesi tambang yang dimiliki oleh perseroan hingga tahun 2031 dan itu bisa diperpanjang,” imbuh Edward.