"Stimulus ini juga akan mempermudah masyarakat Indonesia memiliki rumah, terutama para Gen Z, milenial, dan masyarakat berpenghasilan rendah,” katanya.

 

Perhatian pemerintah terhadap sektor perumahan sangat tinggi karena sektor ini memiliki dampak multiplier effect terhadap 185 subsektor turunannya. Selain itu, sektor perumahan juga memiliki kontribusi signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, menggunakan banyak produk lokal dan melibatkan banyak pihak. Karena itu diharapkan akan mampu mempercepat pertumbuah ekonomi nasional.

 

“Kontribusi sektor perumahan memang sangat tinggi, karena sangat padat modal, tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 500.000 pekerja untuk setiap 100.000 rumah yang dibangun dan menggunakan 90% bahan lokal,” kata Nofry Rony Poetra.

 

Selain mempermudah masyarakat Indonesia membeli rumah, insentif ini juga bakal mendorong pencapaian target pertumbuhan kredit di Bank BTN. Stimulus dari Pemerintah tersebut juga akan meningkatkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Non-subsidi, salah satu motor utama pertumbuhan kredit di Bank BTN. 

 

“Tahun ini dan tahun depan, kami membidik kredit tumbuh sekitar double digit dengan target NIM pada akhir tahun 2023 yang mencapai 3,9-4,0%,” urai Nofry Rony Poetra. ***