EmitenNews.com - Maha Properti Indonesia (MPRO) medi 2023 belum bisa keluar dari jerat kerugian. Pada enam bulan pertama 2023, perseroan merugi Rp21,41 miliar. Makin bengkak 60 persen dari periode sama tahun sebelumnya tekor Rp13,3 miliar. So, loss per saham dasar emiten milik keluarga Sri Tahir itu menjadi Rp0,00 dari edisi sama tahun lalu Rp0,00.


Performa buruk itu menyusul pendapatan Rp1,54 miliar, anjlok 87 persen dari edisi sama tahun lalu Rp12,24 miliar. Beban pokok penjualan dan beban langsung Rp1,52 miliar, susut dari posisi sama tahun lalu Rp8,42 miliar. Laba kotor terkumpul Rp19,99 juta, longsor 95 persen dari edisi sama tahun sebelumnya senilai Rp3,81 miliar. 


Beban penjualan Rp252,04 juta, bengkak dari Rp234,33 juta. Beban umum dan administrasi Rp11,57 miliar, bengkak dari Rp8,11 miliar. Pendapatan lain-lain Rp25,89 juta, turun dari Rp48,03 juta. Beban lain-lain Rp73,35 juta, susut dari Rp137,35 juta. Beban pajak final Rp25,95 juta, menipis dari Rp294,94 juta. Rugi usaha Rp11,88 miliar, bengkak dari Rp4,91 miliar. 


Pendapatan keuangan Rp281,54 juta, anjlok dari Rp1,48 miliar. Beban keuangan Rp9,8 miliar, naik dari Rp9,77 miliar. Rugi sebelum pajak Rp21,41 miliar, bengkak dari episode sama tahun sebelumnya sejumlah Rp13,2 miliar. Rugi periode berjalan terakumulasi senilai Rp21,41 miliar, membengkak dari edisi sama tahun lalu Rp13,2 miliar. 


Jumlah ekuitas Rp1,3 triliun, mengalami penyusutan dari akhir tahun lalu sebesar Rp1,32 triliun. Defisit Rp93,54 miliar, bengkak dari akhir tahun lalu Rp72,13 miliar. Jumlah liabilitas Rp402,52 miliar, bengkak dari akhir 2022 senilai Rp399,65 miliar. Jumlah aset terakumulasi senilai Rp1,7 triliun, susut dari akhir tahun lalu sebesar Rp1,72 triliun. (*)