Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan.


Sementara itu segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp8,2 triliun atau tumbuh 3,2% YoY dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital.


Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel masih menjadi tower provider terbesar di Asia Tenggara yang memiliki 36.719 tower atau tumbuh 27,6%YoY dengan tenancy ratio dari 1,49x dari 1,46x pada kuartal pertama 2023. Mitratel membukukan laba bersih Rp1,02 triliun pada semester I/2023, meningkat 14,7% YoY. Kenaikan laba ditopang oleh pendapatan yang tumbuh 10,8% secara YoY menjadi Rp4,13 triliun.


Pendapatan ini didorong dari penyewaan menara yang meraih pendapatan Rp3,45 triliun, meningkat 15,5% YoY. Bisnis ini mendominasi hingga 83,6% dari total pendapatan. Adapun marjin EBITDA dan marjin laba bersih Mitratel tumbuh cukup baik 81,2% dan 24,8%. Mitratel pun turut memperkuat bisnis serat optik dengan membangun sepanjang 10.628 km pada paruh pertama tahun ini dan menjadikan total serat optik yang dimiliki mencapai 27.269 km.


Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas infrastruktur, solusi dan layanan kepada masyarakat, hingga Juni 2023, Telkom telah menggunakan belanja modal perseroan mencapai Rp15,0 triliun atau 20,5% dari total pendapatan. Anggaran ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.


Pada bisnis fixed broadband, belanja modal digunakan untuk pengembangan akses fiber optic, infrastruktur kabel laut dan proyek lainnya seperti menara telekomunikasi dan data center.


Sementara itu, belanja modal juga digunakan untuk peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, pengembangan teknologi 5G serta penguatan sistem IT. ***