EmitenNews.com - Partai Golkar menegaskan, ketua umumnya, Airlangga Hartarto tetap diajukan sebagai calon presiden dalam Pilpres 2023. Tetapi, bisa ditoleransi sebagai calon wakil presiden. Ketua DPP Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno Laksono menegaskan hal itu, sekaligus membantah pernyataan pihak PDI Perjuangan, soal Golkar akan bergabung dalam koalisi yang dibangun PDIP dengan Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.

 

"Partai Golkar tetap mencalonkan Pak Airlangga selaku Capres kami, meskipun ada fleksibilitas untuk menjadi Cawapres," ujar Dave Akbarshah Fikarno Laksono, Minggu (9/7/2023).

 

Meski begitu, Dave Laksono mengatakan Partai Golkar membuka jalur komunikasi dengan semua partai. Terlebih lagi, ia menjelaskan bahwa target Partai Golkar adalah membangun koalisi besar dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

 

"Target utama kami adalah membangun koalisi besar pada tahun 2024 nanti. Kami yakin dapat membentuk koalisi yang akan melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintahan saat ini," ujar Dave Laksono.

 

Sebelumnya Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto yang mengungkapkan ciri-ciri partai politik yang akan bergabung mendukung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) 2024. Salah satu cirinya, partai yang hadir dalam gelaran Bulan Bung Karno pada 24 Juni 2023.

 

Seperti diketahui Partai Golkar bersama PAN dan PKB hadir dalam acara yang berlangsung di Gelora Bung Karno Jakarta tersebut. Ketiga parpol tersebut diundang pada acara Bulan Bung Karno di GBK Senayan, Jakarta pada 24 Juni 2023.

 

"Pada dasarnya partai-partai itu memberikan lampu hijau untuk kerja sama. Yang diundang kan pada saat puncak Bulan Bung Karno," ujar Hasto Kristiyanto di Rumah Aspirasi Relawan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7/2023).

 

Dalam berbagai rilis lembaga survei, tiga nama kuat disebut-sebut sebagai bakal capres 2023. Mereka, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Sejumlah nama lain juga kearp disebut, tingkat keterpilihannya dalam rilis lembaga survei, tidak signifikan, sehingga nama mereka tenggelam. ***