EmitenNews.com - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyumbangkan peralatan penunjang gedung sebagai aksi tanggung jawab sosial lingkungan (corporate social responsibility/CSR) untuk anak-anak penyandang disabilitas yang bernaung di Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten.

 

Niswati, Area Manager Mirae Asset, mengatakan bantuan berupa pendingin ruangan (AC), kipas angin, dan dispenser itu agar dapat dimanfaatkan anak-anak difabel agar mereka dapat merajut masa depan mereka di yayasan yang berlokasi di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten tersebut. 

 

“Dengan bantuan ini, kami berharap agar anak-anak kita ini mendapatkan perlindungan, perawatan, dan pengasuhan anak yang lebih baik,” ujar Niswati dalam press release hari ini, 27 Oktober 2023.

 

Dia menuturkan kegiatan CSR bertajuk Peduli Bersama Mewujudkan Masa Depan yang digelar pada Rabu, 27 Oktober 2023, tersebut merupakan upaya kolektif yang menunjukkan komitmen Mirae Asset untuk berperan aktif dalam membangun komunitas yang lebih baik. 

 

Menurut dia, kegiatan CSR tersebut dilakukan Mirae Asset melalui cabang atau biasa disebut Office Education (OE) Tangerang, yang berlokasi di Tangerang City Superblock, Banten. Kegiatan tersebut bertujuan meringankan kendala yang dialami anak-anak penyandang disabilitas majemuk telantar karena animo belajar anak-nak di yayasan tersebut sangatlah tinggi. 

 

Yayasan Sayap Ibu didirikan sejak 1955 oleh Sulistina Sutomo, istri dari Menteri Sosial Sutomo atau Bung Tomo yang terkenal dalam Peristiwa Pertempuran 10 November di Kota Pahlawan Surabaya. Awalnya, Yayasan Sayap Ibu menerima semua anak-anak telantar termasuk yang difabel. 

 

Pada 2005, atas inisiatif dari Johanna Sunarti Nasution yang merupakan istri dari Jenderal Besar A.H. Nasution, didirikanlah Yayasan Sayap Ibu Cabang Banten agar dapat memberikan pelayanan kesehatan, terapi, pendidikan dan program pengembangan pelayanan (non panti) lebih fokus dan maksimal kepada anak difabel.

 

Saat ini, terdapat 36 anak yang diasuh di yayasan tersebut dengan kisaran usia 1,5 tahun-29 tahun, ditambah lebih dari 300 anak binaan luar panti yang memiliki disabilitas sama seperti anak-anak dalam panti tetapi berasal dari keluarga prasejahtera.

 

Selama ini, kebutuhan sehari-hari panti tersebut didapatkan dari donatur tidak tetap sehingga Yayasan Sayap Ibu berniat membuat unit usaha yang akan menjual hasil karya anak-anak difabel, di mana nantinya unit usaha ini bisa menjadi salah satu sumber pendanaan untuk membiayai layanan yayasan.