EmitenNews.com – Pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat, terutama sektor UMKM yang terpukul akibat dampak perlambatan ekonomi dan lesunya daya beli masyarakat. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM ada 64 juta pelaku usaha Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 11 juta orang; dengan kontribusi mencapai 60,51% dari total PDB Indonesia, tidak dapat dipungkiri sektor UMKM adalah tulung punggung perekonomian Indonesia. Tantangan ekonomi di era pademi ini menuntut para pelaku UMKM untuk bisa berpikir dan beradaptasi lebih cepat agar dapat bertahan ditengah keterpurukan. 

 

Berangkat dari semangat tersebut, Bank BTPN menggelar “DayaFest 2021” festival pemberdayaan bagi pelaku UMKM, nasabah, dan khalayak umum melalui serangkaian kegiatan inspiratif dan informatif untuk mendukung gerakan #UMKMBangkit dan #UMKMMaju agar UMKM Indonesia dapat terus bergerak, berinovasi, serta bermakna sejalan dengan semangat Daya untuk membantu pelaku usaha memiliki kehidupan yang #LebihBerarti. 

 

Rangkaian kegiatan DayaFest 2021 secara resmi dimulai hari  (27/10) dengan kegiatan talk show webinar seputar bisnis menghadirkan narasumber dari kalangan pemerintah, pendiri dan pelaku wirausaha, praktisi, serta korporasi. Turut hadir dan membuka acara ini adalah Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno, serta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso. 

 

“Rangkaian kegiatan inspiratif yang dilangsungkan dalam DayaFest 2021 merupakan bentuk dukungan Bank BTPN terhadap keberlangsungan UMKM sekaligus wadah untuk mendorong kebangkitan UMKM di masa pandemi antara lain melalui akselerasi transformasi digital bagi pelaku UMKM. Hal ini sesuai dengan visi kami untuk ‘menjadi bank pilihan utama di Indonesia, yang dapat memberikan perubahan berarti dalam kehidupan jutaan orang, terutama dengan dukungan teknologi digital’,” tutur Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana.

 

Ongki menambahkan bahwa Bank BTPN melihat potensi penggunaan teknologi dan digital di Indonesia meningkat pesat sejak lima tahun silam yang mendorong lahirnya masyakarat melek digital (digital savvy). Hal ini yang kemudian menjadi inspirasi Bank BTPN untuk berperan serta mendorong transformasi digital pada sektor UMKM melalui program-program pemberdayaan keuangan berkelanjutan di bawah Program Daya. 

 

Sejalan dengan aspirasi dari Bank BTPN, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki dalam keynote speech-nya memaparkan bahwa saat ini UMKM yang telah onboarding ke dalam ekosistem digital telah mencapai 15.9 juta (setara dengan 24.9%) dari target 30 juta UMKM di tahun 2024. 

 

“Akselerasi digitalisasi UMKM menjadi kunci bagi para pelaku wirausaha untuk dapat bertahan dan bangkit di tengah tantangan pandemi. DayaFest memilki peran strategis dalam mengembangkan dan memperkuat pelaku wirausaha menciptakan inovasi, membuka peluang usaha, dan menggerakkan perekonomian melalui akselerasi teknologi dan digitalisasi di UMKM. Kegiatan ini kami harapkan dapat mendorong semangat pelaku UMKM dalam mengembangkan dan meningkatkan bisnisnya serta mendorong ekosistem wirausaha yang berbasis inovasi dan teknologi,” ujar Teten. 

 

Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso dalam keynote speech-nya juga memaparkan beberapa program kebijakan OJK dalam mendorong UMKM diantaranya dengan melalukan perluasan akses keuangan melalui replikasi pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan oleh perbankan, membangun ekosistem pembiayaan berbasis digital, mendukung program digital kredit UMKM, terus meningkatkan jumlah UMKM onboarding ke dalam platform e-commerce supaya seluruh start up bisa memasukkan produk UMKM ke dalam market place-nya, menginisiasi program inklusi keuangan melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD), serta turut mendukung pelaksanaan gerakan nasional ‘Bangga Buatan Indonesia’. 

 

“Sektor jasa keuangan diharapkan dapat berkomitmen untuk terus memfasilitasi pengembangan ekosistem UMKM berbasis digital, memperluas akses pembiayaan UMKM dari hulu ke hilir, melakukan pembinaan dan pendampingan UMKM, serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan UMKM. Kami berharap sinergi antara pelaku usaha, OJK, dan sektor jasa keuangan ini dapat terus terjalin agar dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM sehingga UMKM kita akan menjadi UMKM yang petarung bukan hanya domestik tapi juga internasional,” kata Wimboh.