EmitenNews.com - Emiten baterai listrik milik Boy Thohir yaitu PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) telah mengumumkan laporan eksplorasi untuk triwulan yang berakhir pada 31 Maret 2024. 

Corporate Secretary MBMA, Deny Greviartana Wijaya, dalam pernyataan tertulisnya pada tanggal 10 April, menjelaskan bahwa MBMA memiliki portofolio aset yang berkualitas tinggi dalam rantai nilai bahan baku baterai yang terletak di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, Indonesia.

Aset-aset utama MBMA meliputi Tambang Nikel Sulawesi Cahaya Mineral (Tambang SCM), Rotary Kiln-Electric Furnace Smelters (RKEF Smelter), Konverter Nikel Matte (Nikel Matte), dan Proyek Acid Iron Metal (Proyek AIM). 

Selain itu, MBMA juga memiliki beberapa proyek pengembangan di hilir yang signifikan, termasuk fasilitas pengolahan High Pressure Acid Leach (HPAL) dan Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), sebuah kawasan industri yang difokuskan pada bahan baku baterai, serta aset-aset lain yang mendukung keseluruhan rantai pengolahan nikel.

MBMA telah melaksanakan program eksplorasi aktif yang difokuskan pada peningkatan sumber daya nikel di Tambang SCM. Selama kuartal pertama, MBMA menyelesaikan kegiatan eksplorasi di area Tambang SCM, Konawe Sulawesi Tenggara, dengan biaya sebesar Rp24,2 miliar (setara dengan US$1,5 juta). 

Kegiatan tersebut mencakup pengeboran untuk menentukan sumber daya tambang, pemetaan geologi, pengambilan sampel, dan survei geofisika (Ground Penetration Radar/GPR).

Pemilihan area pengeboran eksplorasi dilakukan berdasarkan rencana penambangan di masa depan, dengan memperhitungkan lokasi yang dekat dengan lubang tambang saat ini. 

Selama kuartal pertama tahun 2024, telah diselesaikan 165 lubang bor dengan total 4.175 meter. Rencananya, program pengeboran diamond (DD) akan dilanjutkan dengan menggunakan 15 rig bor untuk pengeboran sumber daya/infill dan eksplorasi. Selanjutnya, survei GPR dan pemetaan geologi akan terus dilakukan untuk menentukan target pengeboran eksplorasi selanjutnya.