EmitenNews.com - Bank Tabungan Negara (BBTN) mendorong generasi muda mendalami pembiayaan hijau atau ramah lingkungan (green financing) era digital. Itu penting untuk menciptakan ekonomi lebih berkelanjutan, dan menjaga kelestarian bumi. 

Pada kuliah umum di Universitas Udayana (Unud), Jimbaran, Bali pada Rabu, 10 Desember 2025, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menilai green financing menjadi hal mendesak karena ada risiko global yakni perubahan iklim dapat berdampak buruk tidak hanya bagi perekonomian, tetapi juga keberlangsungan hidup manusia.

Berdasar data yang Nixon paparkan, perubahan iklim atau climate change menjadi permanen dunia sejak enam tahun terakhir. Di antara berbagai risiko global lainnya, seperti pandemi, ketidakstabilan geopolitik, cybersecurity dan krisis energi. Risiko dari perubahan iklim, kata Nixon, dapat mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sistem keuangan, sehingga sudah saatnya perekonomian digerakkan dengan prinsip keberlanjutan.

“Suhu rata-rata global meningkat antara 1,3 derajat Celsius hingga 1,4 derajat Celsius, tertinggi dalam lima tahun terakhir, dan suhu rata-rata di Indonesia meningkat setiap 10 tahun sejak 1971. Dengan adanya risiko perubahan iklim, kami mulai mengalokasikan kredit kami ke program-program berkelanjutan, misalnya membantu rumah sakit hewan green dan tidak membiayai sawit dan batubara. Kami membiayai masyarakat yang ingin punya rumah dengan prinsip satu rumah satu pohon,” papar Nixon dalam kuliah umum di Unud, Bali, Rabu (10/12).

Nixon menjelaskan, didorong kesadaran dan komitmen terhadap ekonomi berkelanjutan, BTN menjadi salah satu bank terdepan di Indonesia menerapkan prinsip-prinsip green financing dan green banking, di mana perbankan dapat mendorong praktik bisnis ramah lingkungan serta berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim. Praktik ini, kata Nixon, telah menjadi tren global diikuti oleh banyak bank, institusi keuangan, dan perusahaan di dunia.

“Di BTN ada beberapa project ramah lingkungan dengan pola-pola pembiayaan green financing. Contohnya hari ini kita mulai coba bergerak ke program energi terbarukan, dengan memberikan dukungan untuk proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), dan menyalurkan kredit untuk pembangunan pabrik pupuk mernggunakan energi terbarukan. Ini cara-cara kami untuk menyelamatkan bumi,”

Contoh kongkrit lainnya dari penerapan green financing, kata Nixon, yakni program Rumah Rendah Emisi yang dilakukan BTN dengan melibatkan mitra developer dan produsen material bangunan ramah lingkungan (eco-friendly) untuk membiayai 150 ribu unit rumah rendah emisi hingga 2029.

Terbaru, BTN mendapatkan apresiasi dari Ratu Belanda Queen Maxima dalam kapasitasnya sebagai Advokat Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Kesehatan Keuangan (UNSGSA) atas program Bayar Angsuran-Mu Pakai Sampah-Mu, yang memungkinkan debitur KPR BTN untuk mengumpulkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomi untuk kemudian ditukarkan menjadi saldo tabungan di BTN dan dapat mengurangi angsuran KPR setiap bulannya.

BTN juga secara konsisten telah melakukan berbagai inisiatif keberlanjutan, contohnya mengurangi konsumsi kertas, menggunakan kendaraan listrik untuk operasional, memasang panel surya, dan mendorong digitalisasi baik untuk internal operation maupun untuk nasabah.

“Apa yang kita lakukan terhadap bumi, akan kita tuai kemudian hari. Ini yang saya tularkan ke generasi muda, bahwa kita harus mlihat bumi dengan cara berbeda. Sebab itu, sistem pembiayaan di BTN pun kami ubah,” tutur Nixon. 

Pada kesempatan tersebut, BTN secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Udayana dalam rangka mendukung penyediaan fasilitas jasa dan layanan perbankan serta dukungan untuk pengembangan sivitas akademika di kampus Unud. Melalui kerja sama tersebut, BTN memberikan solusi pengelolaan keuangan untuk operasional kampus Unud dan memenuhi berbagai kebutuhan institusi pendidikan melalui produk dan layanan BTN.

Rektor Universitas Udayana, Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, mengatakan kerja sama antara Unud dan BTN tidak hanya terbatas pada penyediaan layanan perbankan, tetapi juga mendukung aktivitas pembelajaran di seluruh civitas akademika, mulai dari kolaborasi riset, magang, hingga seminar dan kuliah umum. 

“Kami mengundang kerja sama yang lebih luas untuk seluruh ruang lingkup sesuai visi Universitas Udayana, karena kami memandang BTN sebagai mitra strategis dalam konteks layanan keuangan dan juga pembelajaran. Diharapkan kerja sama ini dapat mendukung literasi keuangan dan pembelajaran praktek perbankan, sehingga mahasiswa Unud unggul secara akademik dan berkontribusi secara nyata di masyarakat,” tutur Rektor Unud. (*)