EmitenNews.com—PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) membidik pendapatan sebesar Rp 10,5 triliun. Angka itu naik 22% dibandingkan dengan pendapatan yang dicatatkan pada 2021, yaitu sebesar Rp8,6 triliun.


Vice President Director Sarana Menara Nusantara (TOWR) Adam Gifari menjelaskan, perseroan juga menargetkan kenaikan EBITDA menjadi Rp 9 triliun pada 2022. Angka ini naik 21,62% dibandingkan 2021 yang mencapai Rp 7,4 triliun. “Perseroan akan berusaha untuk beroperasi dengan efisien, mengelola modal kerja dan meningkatkan margin dan profitabilitas,” ungkap Adam di sela hari kedua Public Expose Live 2022, Selasa (13/9/2022).


Adam menjelaskan alokasi belanja modal pada 2022 adalah sebesar Rp 4 triliun. Sedangkan selama semester I-2022 belanja modal telah mencapai Rp1,57 triliun. Belanja modal tersebut digunakan sebesar 30% untuk menara, 40% untuk bisnis konektivitas dan tower fiber, dan sisanya untuk lainnya.


Adam Gifari mengatakan perseroan akan fokus ekspansi di dalam negeri. Hal itu untuk meningkatkan kualitas jaringan 4G.


Selain itu untuk kebutuhan infrastruktur industri telekomunikasi di Indonesia. ''Kita saat ini fokus ke dalam negeri, jadi belum fokus ekspansi ke luar negeri. Seperti yang di Lampung, kita akan segera menambah fibernya'' jelasnya saat Pubex Live 2022 di Jakarta, Selasa 13/9/22.


Menurutnya SMN Group saat ini siap untuk memenuhi dan mendukung kebutuhan infrastruktur industri telekomunikasi Indonesia melalui pembangunan menara serta meningkatkan kualitas 4G melalui peningkatan kualitas fiber optik. 


Dia menuturkan hingga semester I tahun ini tercatat TOWR sudah memiliki lebih dari 29.200 menara dengan lebih dari 54.700 tenant, dan lebih dari 109.000 km sambungan fiber optik. 


Menurut Adam, pada akhir tahun ini TOWR akan memiliki 124 ribu km sambungan fiber optic pada akhir tahun 2022. Hal ini akan bertambah dari sambungan optik hasil akuisisi dari PT Alita Praya Mitra yang memiliki 15 ribu km sambungan fiber optik.


Sedangkan pada semester pertama tahun ini, lanjut Adam, Sarana Menara Nusantara telah memiliki lebih dari 29.200 tower dengan lebih dari 54.700 tenant, lebih dari 109 ribu km sambungan fiber optik yang menghasilkan penghasilan dan lebih dari 13.300 aktivasi connectivity.


Lebih lanjut Adam mengakui pencapaian kinerja TOWR pada semester I-2022 cukup baik. Tercatat, penghasilan usaha selama semester I-2022 mencapai Rp 5,3 triliun, meningkat 33,9% dari Rp 3,97 triliun di tahun sebelumnya. EBITDA mencapai Rp 4,57 triliun, meningkat 34,1% dari Rp 3,4 triliun di tahun sebelumnya.


Tidak hanya itu, Adam menyebut Laba Bersih mencapai Rp 1,69 triliun, meningkat 0,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Masing-masing segmen bisnis SMN menunjukkan pertumbuhan yang baik. Penghasilan dari segmen tower pada semester I-2022 mencapai Rp 4,28 triliun atau tumbuh 30,7% dari tahun sebelumnya.


Tercatat masing-masing segmen bisnis SMN menunjukkan pertumbuhan yang baik. Penghasilan dari segmen menara  pada 1H22 mencapai Rp 4,28 triliun atau tumbuh 30,7% dari tahun sebelumnya. Penghasilan dari segmen menara fiber mencapai Rp 479,6 milyar atau tumbuh 83,5%. Dan penghasilan dari segmen connectivity mencapai Rp 555,3 milyar atau tumbuh 27,9%.


''Pencapaian ini berasal dari pertumbuhan bisnis secara organik maupun in-organik. Pertumbuhan organik didukung oleh perkembangan industri telekomunikasi di mana para operator membutuhkan semakin banyak tower dan jaringan fiber optik untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka." tukas Adam.