EmitenNews.com-PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) berencana mengalokasikan belanja modal (capex) sampai dengan USD88 juta untuk menggenjot produksi batu bara.

"Capex 2024 masih finalisasi, mungkin totalnya dua kali lipat dari estimasi tahun ini USD44 juta," kata Junius Prakarsa Darmawan, Direktur Keuangan ITMG di Jakarta.

Disampaikannya, nilai capex berpeluang meningkat dua kali lipat dari estimasi capex pada 2023. Pada 2023, estimasi capex ITMG mencapai USD44,4 juta. ITMG telah menyerap belanja modal sebesar USD26,7 juta atau setara Rp413,5 miliar (kurs Jisdor Rp15.487 per dolar AS) sampai 9 bulan 2023. Alokasi capex yang besar untuk pengembangan beberapa tambang baru, perbaikan infrastruktur di tambang existing wilayah Melak, Kalimantan Timur, hingga pengembangan jetty (pelabuhan) untuk mengantisipasi penambahan produksi batu bara ke depan. 

Beberapa proyek tambang batu bara ITMG yang belum beroperasi adalah PT Nusa Persada Resources (NPR), PT Tepian Indah Sukses (TIS), dan milik PT Graha Panca Kars (GPK). Sementara itu, dari realisasi capex US$26,7 juta per September 2023, sebagian besar belanja modal ini terserap oleh bisnis batu bara ITMG dengan total USD15 juta. 

Rinciannya, tambang Trubaindo menyerap belanja modal sebesar USD5,6 juta. Kemudian, capex sebesar USD4,7 juta terserap oleh tambang Bharinto, sebesar USD4 juta terserap oleh tambang Indominco, dan sisanya sebesar USD0,7 juta oleh tambang Jorong.  Lalu, bisnis ITMG lainnya seperti TRUST menyerap belanja modal sebesar USD7,1 juta, proyek greenfield menyerap belanja modal USD1 juta, renewable atau proyek energi terbarukan sebesar USD2,6 juta, dan lain-lain sebesar USD0,9 juta. 

Yulius Kurniawan Gozali, Direktur ITMG, menyampaikan sampai akhir 2023 pihaknya optimistis mencapai target produksi batu bara 16,9 juta ton dan penjualan 21,1 juta ton. Sejumlah 77% harga batu bara ITMG sudah ditetapkan, dan 23% floating mengikuti indeks harga batu bara global. 

Per September 2023, penjualan batu bara ITMG mencapai 15,3 juta ton. China menjadi pasar terbesar yakni 5,4 juta ton, Indonesia sebesar 3,6 juta ton, Jepang sebesar 1,9 juta ton, Filipina sebesar 1,2 juta ton, Thailand sebesar 800.000 ton, dan negara-negara lain di Asia Pasifik dan Eropa. "Untuk target [produksi dan penjualan] pada 2024 diperkirakan cenderung akan naik karena potensi pasar batu bara masih stabil dan menjanjikan,"katanya.

Sementara itu, ITMG berencana mengoperasikan satu tambang batu pada 2024, yakni PT Graha Panca Karsa, sehingga menambah portofolio produksi. Mulianto, Direktur Utama ITMG, menyampaikan pada 2024 perusahaan akan mengoperasikan satu tambang baru, yakni Graha Panca Karsa (GPK). Diharapkan produksi batu bara GPK mencapai 1 juta ton pada tahun depan. "Produksi GPK diharapkan mencapai 1 juta ton pada 2024, kemudian tumbuh bertahap menjadi 2 juta ton pada 2025, dan 3 juta ton pada 2026," jelasnya.