EmitenNews.com -Data perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada kemarin, Selasa (9/1), saham emiten induk klub Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) melorot 2,92 persen atau 5 poin ke Rp166 per saham. Ditransaksikan sebanyak 68 kali untuk 815 ribu saham senilai Rp133,82 juta.

Sepanjang tahun 2024, saham BOLA menguat 3,75 persen atau 6 poin dari posisi 160 pada penutupan perdagangan tahun 2023.

Namun, sayangnya dalam kurun waktu enam bulan terakhir saham BOLA masih turun 19,42 persen atau 40 poin dari level 206 pada 10 Juli 2023.

Sedangkan jika merujuk temo yang lebih jauh lagi saham BOLA sempat menyentuh level tertinggi dai 9 Agustus 2021 di harga 1.110 per saham dan itu menjadi puncak grafik saham BOLA sejak pertengahan tahun 2019. Dimana ending dari puncak itu adalah turun hingga level saat ini.

Sebelumnya Pengusaha Pieter Tanuri melego sebagian kecil kepemilikan sahamnya di emiten induk klub Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA).

Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia ( KSEI ), Pieter Tanuri melepas 66,70 juta saham BOLA pada 5 Januari 2024.

Kini Pieter Tanuri masih menggenggam 39,87 persen saham perusahaan dari sebelumnya 40,98 persen.

Penjualan saham tersebut difasilitasi oleh broker PT Buana Capital Sekuritas, yang juga terafiliasi oleh Pieter Tanuri. Belum ada penjelasan terperinci terkait alasan Pieter melepas saham tersebut.