EmitenNews.com - Bank Indonesia (BI) memprakirakan transaksi berjalan triwulan III 2021 akan kembali mencatat surplus. Hal ini didorong oleh surplus neraca perdagangan yang meningkat menjadi 13,2 miliar dolar AS, tertinggi sejak triwulan IV 2009.


"Kinerja tersebut didukung peningkatan ekspor komoditas utama seperti CPO, batu bara, kimia organik, dan bijih logam, di tengah kenaikan impor terutama bahan baku seiring perbaikan ekonomi domestik," sebut Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam jumpa pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, di Jakarta, Selasa (19/10).


Sementara itu, surplus neraca modal diprakirakan meningkat sejalan dengan masuknya aliran modal asing, baik penanaman modal asing maupun investasi portofolio.


BI mencatat pada triwulan III 2021, aliran investasi portofolio terjadi net inflows sebesar 1,3 miliar dolar AS. Aliran investasi portofolio tersebut terus berlanjut dari tanggal 1 Oktober 2021 hingga 15 Oktober 2021 dengan mencatat inflows sebesar 0,2 miliar dolar AS.


Posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 meningkat menjadi sebesar 146,9 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta melampaui standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.


"Ke depan defisit transaksi berjalan akan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya menjadi di kisaran 0,0%-0,8% dari PDB pada 2021, dan akan tetap rendah pada 2022, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia," kata Perry optimistis.(fj)